Ini Penyebab Ismail Haniyeh Selamat dari Serangan Udara Israel, 3 Putra dan 2 Cucunya Tewas
Israel telah membunuh tiga putra dan dua cucu Ismail Haniyeh dalam serangan udara di Jalur Gaza pada Rabu (10/4/2024).
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Ismail Haniyeh, pemimpin tertinggi Hamas, menjelaskan Israel telah membunuh tiga putra dan dua cucunya dalam serangan udara di Jalur Gaza pada Rabu (10/4/2024) waktu setempat.
Al Jazeera melaporkan bahwa tiga putra Ismail Haniye yakni Hazem, Ameer, dan Mohammed Haniyeh tewas bersama anggota keluarga lainnya.
Mobil yang mereka kendarai dirudal dari serangan Israel di dekat kamp pengungsi Shati di Kota Gaza.
Ismail Haniyeh menjelaskan kematian tiga putranya dan anggota keluarganya sebagai 'kematian syahid'.
Selamat dari Serangan Udara
Saat serangan udara terhadap keluarganya dilancarkan Israel, Ismail Haniyeh sedang berada di Qatar.
Dia diketahui sudah lama mengasingkan diri di Qatar dan memimpin pasukannya dari negara itu.
Timesofisrael melaporkan Ismail Haniyeh telah berada di Qatar sejak awal mula serangan Israel 7 Oktober 2023.
Haniyeh secara luas dikenal sebagai pemimpin Hamas dan telah menjadi anggota terkemuka gerakan ini sejak 1980.
Baca juga: Benjamin Netanyahu Klaim Tidak Menyetujui Operasi Pembunuhan 3 Putra Ismael Haniyeh
Disebutkan bahwa Ismail Haniyeh telah lama tinggal di Qatar dan tak bisa disentuh Israel.
Sebelum kemenangan Hamas dalam pemilu Palestina melawan Fatah pada tahun 2006, Ismail Haniyeh bukanlah anggota terkemuka dari Hamas.
Namun setelah Hamas menang namanya mulai menanjak.
Ia terpilih sebagai kepala biro politik Hamas pada 2017.
Namun Departemen Luar Negeri AS mencap Ismail Haniyeh sebagai teroris pada 2018.
Ini bukan pertama kalinya keluarga Haniyeh terbunuh dalam perang.
Anak laki-laki lainnya dilaporkan terbunuh pada Februari lalu.
Sementara saudara laki-laki dan keponakannya terbunuh pada Oktober, diikuti oleh seorang cucu pada November.
Ismail Haniyeh diketahui memiliki 13 anak.
Media Israel menyebut Ismail Haniyeh orang kaya di Gaza.
Keluarganya disebut kerap bepergian ke Turki dan Qatar.
Pada Juli 2022, sebuah dokumen dibagikan di media sosial Palestina yang menunjukkan daftar resmi pelancong yang telah diberi izin meninggalkan Gaza melalui penyeberangan Rafah.
Diantara nama-nama tersebut adalah putra Haniyeh, Hazem, bersama istri dan dua anaknya yang meninggalkan Gaza untuk bergabung dengan anggota keluarga Haniya lainnya di Turki.
Dikatakan bawah perekonomian Gaza sangat bergantung pada bantuan luar negeri dimana Qatar berada di urutan teratas dalam daftar donor Palestina.
Seperti diketahui pasukan bersenjata yang dipimpin Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023
Lebih dari 33.000 warga Gaza, mayoritas adalah warga sipil, telah tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak serangan 7 Oktober, kata kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Israel mengatakan bahwa dari 130 sandera yang masih berada di Gaza, setidaknya 34 telah tewas.
IDF mengakui
IDF atau pasukan pertahanan Israel mengkonfirmasi pembunuhan Amir, Muhammad, dan Hazem Haniyeh pada Rabu malam.
Dalam sebuah pernyataan, IDF mengatakan pesawat Angkatan Udara menyerang target dengan bimbingan intelijen dari Amman dan Shin Bet.
Tiga aktivis yang diserang adalah Amir Haniyeh, seorang komandan pasukan di cabang militer Hamas.
Kemudian Muhammad Haniyeh, seorang agen militer di organisasi teroris dan Hazem Haniyeh, seorang agen militer lainnya di organisasi teroris tersebut.
IDF mengonfirmasi bahwa para aktivis tersebut adalah tiga anak dari Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas.
Netanyahu Tidak Tahu
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak diberitahu mengenai serangan yang menewaskan ketiga putra Haniyeh.
JerussalemPost melansir Netanyahu bahkan tidak menyetujui operasi tersebut, mengutip seorang pejabat Israel.
Menurut pejabat tersebut, operasi tersebut dianggap oleh IDF dan Shin Bet sebagai tindakan taktis dan dilakukan karena peran putra Haniyeh di sayap militer Hamas.
Laporan tambahan oleh Kan News pada hari Rabu menyatakan bahwa kabinet perang belum membahas serangan tersebut.
Menteri Pertahanan Yoav Gallant juga tidak diberitahu tentang keputusan untuk melenyapkan putra-putra Haniyeh.
Dia maupun Netanyahu dilaporkan terkejut dengan serangan tersebut.
Para pengambil keputusan IDF dilaporkan percaya bahwa karena Israel belum mencapai kesepakatan dengan Hamas, tindakan seperti itu tidak akan mempengaruhi negosiasi penyanderaan.