Cerita di Balik Pembantaian Mossad Atas Mohammad Srour, Warga Lebanon Penyalur Dana Iran ke Hamas
Mohammad Srour ditemukan terbunuh setelah disiksa intelijen Mossad di sebuah rumah di Beit Meri, Lebanon, saat Idul Fitri, Kamis 11 April 2024.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM - Cerita pembantaian Mossad atas Mohammad Srour, pria Lebanon yang menjadi penyalur dana jutaan dolar AS dari Iran ke kelompok Hamas di Jalur Gaza, hingga tewas masih terus menjadi perbincangan.
Mohammad Srour ditemukan terbunuh setelah disiksa di sebuah rumah di Beit Meri, Lebanon, saat Idul Fitri, Kamis 11 April 2024. Dia merupakan korban pembunuhan operasi intelijen Mossad di Lebanon.
Sumber keamanan mengatakan, Mohammad Srour memiliki pengalaman bekerja di perusahaan penukaran uang dan transfer uang.
Mohammad Srour berasal dari kota Labweh, Lebanon, di Lembah Bekaa utara.
Lantas bagaimana Mossad bisa memikat Mohammad Srour hingga kemudian berhasil membunuhnya?
Sumber keamanan Lebanon kepada Al Mayadeen menuturkan cerita rinci di balik operasi Mossad Israel yang menargetkan warga sipil Lebanon.
Mohammad Srour, yang hingga meninggal bekerja di bidang penukaran mata uang, dibujuk ke kediaman seorang wanita bernama Zeinab Hamoud, yang memintanya untuk mengirimkan 14.000 dolar AS.
Uang tersebut dikatakan dikumpulkan dari Irak, kata sebuah sumber kepada Al Mayadeen.
Mohammad Srour kemudian menarik sejumlah uang tersebut dan kemudian pergi menuju ke kediamannya bersama keponakannya dengan mengendarai sepeda motor.
Hamoud, seorang pria yang menjadi agen Mossad, menerima uang tersebut dari balik jendela kediamannya karena Mohammad Srour yang diperkirakan sendirian ditemani orang lain.
Sumber keamanan mengatakan bahwa beberapa hari kemudian, uang sebanyak 4.000 dolar AS yang ditujukan untuk Hamoud ditransfer ke bisnis Srour, yang kemudian menuju ke kediaman wanita tersebut untuk mengirimkan uang yang ditransfer.
Kali ini Mohammad Srour sendirian. Saat itulah dia diculik, disiksa, dan kemudian dibunuh oleh Mossad.
Pembunuh Srour menggunakan senjata api berperedam untuk menyiksa dan membunuhnya.
Senjata pembunuh dibiarkan dalam ember berisi air dan deterjen dengan harapan dapat menghapus sidik jari mereka.
Baca juga: Ditemukan Luka Siksaan, Penyandang Dana Hamas Ditemukan Tewas, Disebut Kerjaan Mossad Israel
Hari Rabu, 10 April 2024 sebuah sumber mengatakan kepada Al Mayadeen bahwa Srour disiksa dengan kejam oleh agen Mossad Israel sebelum dia dieksekusi.
Mohammad Srour sebelumnya menjadi sasaran sanksi AS karena diduga menyalurkan uang dari Iran ke Hamas.
Penemuan Jenazah Mohammad Srour
Mohammad Srour disiksa dengan kejam oleh agen Mossad Israel sebelum dia dieksekusi di kota Beit Meri, Lebanon, sumber keamanan Lebanon yang mengetahui hal tersebut mengatakan kepada Al Mayadeen.
Para pembunuh memindahkan martir Srour ke sebuah apartemen yang disewa selama satu bulan yang terletak di kota Beit Meri, utara Beirut, untuk menginterogasinya dengan menggunakan kekerasan ekstrem, kata sumber kepada Al Mayadeen.
Usai disiksa dan dibunuh oleh agen Mossad di Lebanon, jenazah Srour ditemukan tewas tertembak di sebuah vila di luar Beirut.
Baca juga: Pakar Militer: Brigade Al Qassam Hamas Ciptakan Taktik Baru Pertama dalam Sejarah Perang Gerilya
Jenazah Mohammad Ibrahim Srour ditemukan di desa Beit Meri, menurut sumber keamanan Lebanon kepada The National.
Kantor Berita Nasional Lebanon pada Selasa malam, 9 April 2024 melaporkan bahwa mayat seorang pria berusia 57 tahun ditemukan di daerah dekat Beit Meri.
Beit Meri merupakan sebuah kota makmur yang menghadap ke Beirut.
Jenazah pria tersebut mengalami tiga luka tembak. Dia ditemukan memiliki sejumlah uang yang dirahasiakan, kata sumber keamanan kepada AFP.
Dalam konferensi pers yang dihadiri dua anggota parlemen Hizbullah, keluarganya mengatakan Mohammad Srour telah hilang selama seminggu sebelum jenazahnya ditemukan.
Keluarga mengatakan dia adalah seorang penukar uang yang “tidak pernah menyakiti siapa pun”.
Mereka menyerukan penyelidikan penuh atas penyebab kematiannya namun tidak menuduh individu, kelompok, atau pemerintah mana pun.
Sanksi Amerika Serikat Terhadap Mohammad Srour
Mohammad Srous mendapat sanksi Pemerintah Amerika Serikat dan bekerja di lembaga keuangan milik kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran, kata sumber itu.
Hizbullah adalah sekutu Hamas dan hampir setiap hari saling melancarkan serangan lintas perbatasan dengan Israel sejak dimulainya perang Gaza.
Pada bulan Agustus 2019, Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi terhadap beberapa orang termasuk Srour, yang disebut Muhammad Sarur.
Departemen Keuangan menuduh Srour menyalurkan “puluhan juta dolar” dari cabang operasi luar negeri Korps Garda Revolusi Islam Iran melalui Hizbullah “ke Hamas untuk serangan teroris yang berasal dari Jalur Gaza”.
Sepak Terjang Mohammad Srour
Mohammad Srour menjabat sebagai perantara antara Pasukan Quds IRCG dan Hamas “dan bekerja dengan agen Hizbullah untuk memastikan dana disediakan” untuk sayap bersenjata Hamas, kata Departemen Keuangan.
Pada tahun 2014, Srour "diidentifikasi sebagai penanggung jawab semua pengiriman uang" antara Pasukan Quds dan sayap bersenjata Hamas, tambahnya.
Dia juga “memiliki sejarah panjang bekerja di bank yang terkena sanksi Hizbullah, Bayt Al Mal”, kata Departemen Keuangan. Washington memasukkan bank tersebut ke dalam daftar hitam pada tahun 2006.
Baca juga: Israel Membunuh Ali Ahmed Hassin, Komandan Lapangan Hizbullah di Lebanon
Lingkaran keamanan Lebanon mengonfirmasi bahwa Srour menjadi sasaran penyiksaan kejam sebelum dia dibunuh, dan diyakini kuat bahwa Mossad Israel berada di balik operasi tersebut.
Mohammad Srour juga diborgol saat proses interogasi dan para pembunuhnya melakukan kontak langsung dengan "Tel Aviv" selama interogasi yang kejam, menurut sumber kami.
Srour ditembak beberapa kali di sekujur tubuhnya sebagai bentuk penyiksaan, menerima lebih dari 10 peluru.
“Tampaknya martir Srour tidak mengakui apa yang mereka cari kepada anggota Mossad, jadi mereka mengeksekusinya dan pergi,” kata sumber tersebut kepada Al Mayadeen.