Niat Lucuti Militer Ukraina, Putin Minta Rusia Serang Fasilitas Energi Kyiv
Presiden Rusia Vladimir Putin meminta pasukan Rusia menyerang fasilitas energi di Ukraina untuk melucuti militer Ukraina.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Bobby Wiratama
![Niat Lucuti Militer Ukraina, Putin Minta Rusia Serang Fasilitas Energi Kyiv](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/presiden-rusia-vladimir-putin-63tlop.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, menegaskan bahwa serangan yang dilancarkan pasukannya terhadap fasilitas energi di Ukraina adalah salah satu tujuan Moskow.
Putin mengatakan serangan yang menyebabkan pemadaman listrik yang luas itu bertujuan untuk melucuti senjata Ukraina.
“Kami berasumsi bahwa melalui metode ini, kami mempengaruhi sektor industri militer Ukraina,” kata Putin, saat menerima kunjungan Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, di Kremlin pada Kamis (11/4/2024).
Pernyataan Putin disampaikan beberapa jam setelah Rusia melancarkan serangan besar-besaran dengan rudal dan drone yang menargetkan fasilitas energi di berbagai wilayah Ukraina.
Presiden Rusia itu menambahkan, serangan tersebut sekaligus menanggapi Ukraina yang menargetkan fasilitas energi Rusia melalui serangkaian serangan baru-baru ini, menurut laporan Agence France-Presse.
“Kami baru-baru ini melihat serangkaian penyerangan di lokasi energi kami, dan kami terpaksa meresponsnya,” kata Putin.
Ia mengatakan Rusia sengaja tidak menargetkan fasilitas energi tersebut saat musim dingin untuk tetap menjaga fasilitas sosial di Ukraina.
"Kami menghindari menargetkan fasilitas energi Ukraina selama musim dingin karena kami tidak ingin menghilangkan pusat-pusat sosial, rumah sakit, dan lain-lain,” katanya, dikutip dari Aawsat.
Pada musim dingin tahun 2022-2023, Rusia melancarkan serangan intensif terhadap fasilitas energi Ukraina, sehingga jutaan orang kehilangan listrik dan pemanas dalam jangka waktu yang lama.
Namun, jumlah serangan tersebut menurun pada musim dingin lalu, hingga Rusia kembali menargetkan fasilitas energi Ukraina pada bulan Maret 2024.
Kemarin, Rusia melancarkan serangan besar-besaran terhadap fasilitas energi Ukraina, yang menyebabkan hancurnya pembangkit listrik di wilayah Kyiv.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-779: Putin Tambah Pasukan hingga 10 Kali Lipat
Putin Bertemu Presiden Belarus
Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyambut kunjungan sekutunya, Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, di Kremlin pada Kamis (11/4/2024).
Putin dan Lukashenko membahas pengembangan kerja sama kedua negara di berbagai bidang.
Selain itu, Putin membahas tentang perang Ukraina, terutama mengulangi penjelasannya mengenai penyebab Rusia meluncurkan invasinya.
"Secara umum, Anda tahu: kami tidak pernah menyerah dalam menyelesaikan perselisihan secara damai," kata Putin kepada Lukashenko, dikutip dari laman Presiden Belarus.
"Kami tidak memulai perang ini pada tahun 2014. Semuanya dimulai dengan kudeta di Ukraina. Dan kemudian, ketika semuanya menjadi begitu panas, Andalah yang memprakarsai perundingan perdamaian di Belarus," lanjutnya, merujuk pada upaya negosiasi Rusia-Ukraina pada tahun 2022 lalu.
Putin mengatakan perundingan itu pindah ke Istanbul, Turki, namun gagal mencapai perdamaian.
Presiden Rusia itu menuduh pihak Barat mempengaruhi Ukraina untuk menolak negosiasi dengan Rusia.
"Seperti yang Anda ketahui, kemudian di bawah tekanan dari Barat, pihak Ukraina meninggalkan perjanjian ini," ujar Putin.
![Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) berjabat tangan dengan Presiden Belarus Alexander Lukashenko di Kremlin, Kamis (11/4/2024).](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/presiden-rusia-vladimir-putin-presiden-belarus-alexander-lukashenko-1254.jpg)
Putin juga membicarakan upaya Swiss yang akan menggelar konferensi perdamaian Ukraina tanpa mengundang Rusia pada Juni mendatang.
"Sekarang, seperti yang Anda tahu, idenya sedang dipromosikan untuk mengadakan semacam konferensi di Swiss. Kami tidak diundang ke sana," kata Putin.
Ia mengatakan perundingan itu tidak bisa dilakukan tanpa partisipasi Rusia sebagai pihak yang berperang dengan Ukraina.
Putin menekankan Rusia bersedia berunding dengan Ukraina namun menuntut Presiden Ukraina, Zelensky, untuk menyetujui syarat dari Rusia termasuk menyerahkan wilayah yang telah diduduki Rusia, sebuah syarat yang ditolak mentah-mentah oleh Zelensky.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.