Siap Gebuk Israel, Iran Sebut PBB Bisa Cegah dengan Satu Syarat, Apa?
Iran menyebut serangan balasan Iran ke Israel itu bisa saja dihindari seandainya Dewan Keamanan PBB melakukan satu hal
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Iran sedang bersiap melancarkan serangan balasan ke Israel setelah dua jenderalnya dibunuh Israel di Damaskus, Suriah, awal April ini.
Meski demikian, Iran menyebut serangan balasan itu bisa saja dihindari seandainya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) melakukan satu hal.
"Seandainya DK PBB mengecam tindakan agresi rezim Zionis di gedung kedutaan kami di Damaskus dan kemudian mengadili para pelakunya, kewajiban Iran untuk menghukum rezim jahat ini mungkin bisa dihindarkan," kata Kantor Utusan Tetap Iran untuk PBB di media sosial X pada hari Kamis (11/4/2024).
Menteri Luar Negeri Iran, Amir-Abdollahian, mengkritik Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang tidak mengecam serangan Israel ke Kedutaan Besar Iran.
Dia juga mengkritik negara-negara Barat yang tidak mengecam serangan tersebut.
"Beberapa pemerintah negara Barat tidak mengecam aksi teroris ini, yang dengan jelas melanggara hukum internasional dan konvensi internasional," kata Amir-Abdollahian, dikutip dari Press TV.
"Meskipun mereka terus mendukung kejahatan Zionis, mereka hanya mendesak Iran untuk menahan diri," katanya.
Rusia sebagai salah satu anggota DK PBB sebenarnya sudah mengusulkan atau merancang pernyataan pers untuk DK PBB yang isinya kecaman terhadap serangan Israel di Damaskus.
Namun, pernyataan itu ditolak oleh Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis pada hari Rabu.
Agar bisa diloloskan, pernyataan pers oleh 15 anggota DK PBB harus disetujui secara konsensus.
AS dengan didukung oleh Prancis dan Inggris menyatakan bahwa ada banyak informasi yang belum jelas dalam serangan di Damaskus.
Baca juga: Siap Serang Israel, Iran Diminta Australia untuk Tahan Diri, Timpali dengan Kritik Pedas
Selain itu, tidak ada konsensus di antara para anggota saat rapat pada hari Selasa.
Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, menyebut tindakan trio AS, Prancis, dan Inggris itu menggambarkan standar ganda negara-negara Barat.
"Ini menjadi gambar jelas standar ganda 'trio' Barat itu" dan pendekatan mereka yang aktual, bukannya deklaratif, terhadap legalitas dan ketertiban dalam konteks internasional," kata Polyanskiy di media sosial X.
Adapun dalam rapat DK PBB pada hari Selasa (10/4/2024), utusan AS mengecam aktivitas proksi-proksi Iran di Timur Tengah.
AS juga memperingatkan AS untuk tidak menargetkan pasukan AS dalam serangan balasan yang akan dilancarkannya terhadap Israel.
Dikutip dari Iran International, pada masa terdahulu DK PBB sudah pernah mengeluarkan pernyataan kecaman terhadap serangan di kantor kedutaan.
Uni Eropa pada hari Rabu mengencam serangan di Kedutaan Iran. Organisasi itu menyebut staf dan kantor kedutaan harus dihormati serta meminta negara-negara untuk menahan diri.
Sementara itu, AS mengatakan pihaknya belum mengonfirmasi status gedung di Damaskus yang diserang Israel.
Namun, AS mengaku akan prihatin jika yang diserang itu benar-benar gedung diplomatik.
Di sisi lain, Israel hingga kini belum mengaku berada di balik serangan yang menewaskan tujuh anggota Pasukan Garda Revolusi Iran itu.
Oleh Iran, Israel dituding telah melanggar Piagam PBB, hukum internasional, dan sejumlah konvensi.
Baca juga: Apa yang Kita Tahu Tentang Iran? Sabar Balas Serangan Demonstratif Israel
Kini Israel tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman serangan balasan Iran.
TRT World melaporkan Israel sedang menguatkan pertahana udaranya dan menangguhkan cuti untuk personel tempurnya.
Sementara itu, Rusia meminta Iran dan Israel untuk menahan diri. Sebelumnya, Rusia juga memperingatkan warga Rusia agar tidak pergi ke wilayah Israel, Lebanon, dan Palestina.
Seperti Rusia, Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, lewat media sosial X mengimbau kedua pihak menahan diri.
Maskapai Lufthansa dari Jerman mengatakan telah memperpanjang penangguhan penerbangan ke Iran.
"Menghindari meningkatnya eskalasi regional harus menjadi kepentingan setiap orang. Kami mengimbau setiap tokoh di kawasan itu untuk bertindak secara bertanggung jawa dan menahan diri secara maksimal," kata Baerbock
(Tribunnews/Febri)