Iran Siap Balas Dendam ke Israel, Kota Tel Aviv Mencekam, AS Minta Warganya Tak Keluyuran
Peringatan tersebut dilontarkan Biden pasca Iran mengancam akan melakukan serangan balasan ke Israel dalam waktu 24-48 jam ke depan.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat Joe Biden meminta semua staf kedutaan besar AS di Israel agar membatasi perjalanan warga AS di negara tersebut.
Warga AS juga diperingatkan agar tidak keluyuran dan bepergian ke luar wilayah Tel Aviv, Yerusalem, dan Be'er Sheva.
Peringatan tersebut dilontarkan Biden pasca Iran mengancam akan melakukan serangan balasan ke Israel dalam waktu 24-48 jam ke depan.
"Pegawai pemerintah AS dan anggota keluarga mereka dilarang melakukan perjalanan pribadi ke luar wilayah Tel Aviv (termasuk Herzliya, Netanya, dan Even Yehuda), Yerusalem, dan Be’er Sheva sampai ada pemberitahuan lebih lanjut,” bunyi pernyataan Kedubes AS untuk Israel, dikutip dari Anadolu.
Konflik antara Israel dengan Iran pertama kali pecah pekan lalu setelah jet tempur F-35 Israel melancarkan serangan udara ke Konsulat Iran di Damaskus dan menewaskan pemimpin Garda Revolusi, Mohammad Reza Zahedi, serta 7 anggota IRGC.
Serangan mematikan ini membuat Iran murka dan berjanji akan melakukan serangan balas dendam kepada Israel yang berani menargetkan pemimpin Garda Revolusi Iran dalam serangan udaranya.
Khawatir konflik ini dapat membahayakan nyawa warga Amerika yang ada di Israel, memaksa Biden untuk mengeluarkan peringatan agar warganya menahan diri tidak bepergian ke luar wilayah Tel Aviv kecuali dalam keadaan yang sangat mendesak.
“Kami terus membuat penilaian mengenai situasi di lapangan, namun yang jelas kami memantau situasi ancaman di Timur Tengah, khususnya Israel,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) AS Matthew Miller.
Sebelum AS mengeluarkan peringatan ke warga AS di Israel, Presiden Rusia Vladimir Putin telah lebih dulu memperingatkan warga Rusia agar tidak bepergian ke sejumlah wilayah di Timur Tengah seperti Israel, Palestina, dan Lebanon.
Baca juga: Aksi Spionase Israel di Malaysia: Agen Mossad Selundupkan Senjata, Djebloskan Penjara 40 Tahun
Dalam laporannya Putin menjelaskan situasi di zona konflik Palestina-Israel, serta di kawasan Garis Biru antara Lebanon dan Israel masih belum stabil.
Alasan tersebut yang membuat Putin meminta masyarakatnya agar tidak bepergian ke wilayah yang ditetapkan sebagai zona berbahaya.
Baca juga: Cerita di Balik Pembantaian Mossad Atas Mohammad Srour, Warga Lebanon Penyalur Dana Iran ke Hamas
“Situasi tegang di kawasan Timur Tengah masih terus berlanjut. Situasi di zona konflik Palestina-Israel, serta di kawasan Garis Biru antara Lebanon dan Israel masih belum stabil. Kami sangat menyarankan agar warga Rusia menahan diri untuk tidak bepergian,” ujar Putin.