Iran Terprovokasi, Serangan Udara ke Israel Sukses Satukan Kembali Sekutu AS
Iran akhirnya membuktikan ancamannya menyerang Israel pada Sabtu (13/4/2024) malam waktu setempat.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM - Iran akhirnya membuktikan ancamannya menyerang Israel pada Sabtu (13/4/2024) malam waktu setempat.
Berikut rangkuman kejadian dalam beberapa jam terakhir setelah serangan udara Israel termasuk update terakhir perang di Gaza Palestina.
- Sirene dan ledakan dari serangan udara terdengar di kota-kota di seluruh Israel, termasuk Tel Aviv dan Yerusalem, ketika pasukan Israel, AS, Inggris, dan Yordania menembak jatuh ratusan rudal dan drone yang diluncurkan dari Iran.
- Iran mengatakan pihaknya melakukan serangan itu sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap konsulat Iran di Suriah dan mengatakan bahwa masalah tersebut sekarang dapat “dianggap selesai”.
- Di Gaza, setidaknya 19 warga Palestina tewas dan lebih dari 200 orang terluka dalam enam serangan besar Israel, sementara di Tepi Barat yang diduduki, pemukim Israel terus melakukan serangan terhadap warga Palestina dan rumah mereka yang melukai sedikitnya 19 orang.
- Setidaknya 33.686 warga Palestina telah tewas dan 76.309 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.
- Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober mencapai 1.139 orang, dengan puluhan orang masih ditawan.
Baca juga: 7 Info Terbaru Mengenai Serangan Iran ke Israel: Jumlah Korban hingga Sikap AS dan Sekutunya
Sukses Satukan Sekutu AS
Serangan udara Iran ke wilayah Israel sukses menyatukan sekutu Amerika Serikat (AS) seperti Perancis dan Kanada yang selama ini terkesan mulai 'menjauh' karena memprotes invasi militer Israel di Gaza.
Dilansir Sky News, provokasi Israel dengan menyerang konsulat Iran di Damaskus telah membuahkan hasil.
"Israel telah memprovokasi Iran," kata Profesor Fawaz Gerges dari London School of Economics and Political Science yang membahas rencana Amerika untuk memindahkan aset tambahan ke Timur Tengah guna meningkatkan perlindungan bagi pasukan AS.
Dalam serangan Israel pada 1 April 2024 lalu itu menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi termasuk dua jenderal.
Kondisi ini membuat Iran marah dan meluncurkan serangan udara ke Israel.
Sekutu-sekutu Israel, seperti Jerman, Prancis dan Kanada, langsung mengutuk serangan Iran ke negara Zionis itu.
Iran meluncurkan ratusan rudal dan drone ke arah Israel, Minggu (14/4/2024) dini hari WIB atau hampir dua minggu sejak Israel menyerang konsulat Iran di Suriah yang menewaskan pejabat Iran.
Iran meluncurkan serangan baik dari wilayah Iran secara langsung, maupun melalui proksi-proksinya di Lebanon, Suriah, dan Yaman.
Mereka pun kembali menunjukkan dukungannya kepada Israel yang kini giliran diserang Iran.
Reaksi Prancis, Jerman dan Kanada
Menteri Luar Negeri Prancis Stephane Sejourne dalam pernyataannya mengungkapkan, dengan "mengambil tindakan yang belum pernah dilakukan sebelumnya, Iran telah melewati ambang batas baru sehubungan dengan aktivitas destabilitasinya dan mempertaruhkan potensi peningkatan militer."
Kecaman juga diungkapkan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, yang beberapa bulan lalu menolak gencatan senjata di Gaza yang dapat menghentikan jatuhnya korban jiwa warga Palestina lebih banyak akibat serangan Israel.
Jerman "mengutuk dengan sekuat tenaga serangan yang sedang berlangsung, dan dapat menjerumuskan seluruh kawasan ke dalam kekacauan,” tutur Baerbock, dikutip dari Associated Press.
“Iran dan proksi harus menghentikannya sesegera mungkin. Kami menawarkan Israel solidaritas penuh saat ini,” lanjutnya.
Sedangkan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan negaranya dengan tegas mengutuk serangan udara Iran terhadap Israel.
“Kami berdiri di belakang Israel. Setelah mendukung serangan brutal Hamas pada 7 Oktober, aksi terbaru rezim Iran akan lebih jauh membuat wilayah menjadi tak stabil, dan membuat perdamaian lebih lama semakin sulit,” kata Trudeau.
“Kami mendukung hak Israel mempertahankan diri dan rakyatnya dari serangan seperti ini,” tambahnya.
Alasan Iran
Sementara Iran melegitimasi serangannya ke Israel dengan Pasal 51 Piagam PBB.
“Dilakukan berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB mengenai pertahanan yang sah, tindakan militer Iran adalah respons terhadap agresi rezim Zionis terhadap lokasi diplomatik kami di Damaskus,” tutur perwakilan tetap Iran di PBB melalui media sosial X.
Menurutnya persoalan mengenai serangan ke konsulat Iran itu bisa dianggap selesai dengan serangan ke Israel.
“Namun jika rezim Israel melakukan kesalahan lagi, reaksi Iran akan jauh lebih parah. Ini adalah konflik antara Iran dan rezim jahat Israel,” tambahnya.
Israel meminta pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB mengenai Iran
Israel telah meminta agar Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat untuk mengutuk serangan Iran.
Gilad Erdan, duta besar Israel untuk PBB, menulis di X (twitter) bahwa peluncuran drone dan rudal merupakan "ancaman serius terhadap perdamaian dan keamanan global".
Dia mendesak dewan keamanan untuk menggunakan segala cara untuk mengambil tindakan nyata terhadap Iran dan menunjuk Garda Revolusi Iran sebagai "organisasi teror".
Menurut seorang diplomat PBB, dewan tersebut berencana mengadakan pertemuan hari ini.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan penghentian segera permusuhan.
Ia menyatakan mengutuk keras serangan Iran terhadap Israel.
Sumber: Al Jazeera/Sky News/AP