Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Adu Kecanggihan Sistem Pertahanan Udara Iran vs. Israel, Mana yang Paling Hebat?

Iran dan Israel memiliki sejumlah sistem pertahanan udara untuk mengamankan wilayah masing-masing.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Adu Kecanggihan Sistem Pertahanan Udara Iran vs. Israel, Mana yang Paling Hebat?
JACK GUEZ / AFP
Sistem pertahanan udara Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza, dikendalikan oleh gerakan Hamas Palestina, di atas kota Ashkelon di Israel selatan, pada 11 Mei 2021. Israel dan Hamas saling tembak-menembak, dalam eskalasi dramatis antara musuh bebuyutan itu. dipicu oleh kerusuhan di titik nyala kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. 

TRIBUNNEWS.COMIran dan Israel memiliki sejumlah sistem pertahanan udara untuk mengamankan wilayah masing-masing.

Ketika Iran menyerang Israel pada Minggu, (14/4/2024), negara Zionis mengerahkan sistem pertahanan udaranya, yakni Iron Dome ‘Kubah Besi’, David’s Sling ‘Ketapel Daud’, dan Arrow ‘Anak Panah’.

Israel mengklaim mampu menangkis banyak rudal dan pesawat nirawak yang diluncurkan oleh Iran.

Iran mengatakan serangan itu telah rampung. Namun, negara republik Islam itu mengancam akan kembali menyerang Israel jika negara Zionis nekat melancarkan serangan lagi.

Di sisi lain, Israel dikabarkan akan melancarkan serangan balasan ke Iran. Namun, hingga kini belum diketahui kapan serangan akan dilakukan.

Seperti Israel, Iran juga memiliki sistem pertahanan udara yang bisa digunakan jika Israel nantinya benar-benar melancarkan serangan.

Beberapa di antaranya ialah S-300 dan Tor buatan Rusia, Azarakhsh, dan Arman.

Berita Rekomendasi

Berikut spesifikasi sistem pertahanan Israel dan Iran.

ISRAEL

1. Iron Dome

Iron Dome adalah sistem pertahanan udara jarak dekat yang dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems dan Israel Aerospace Industry.

Baca juga: Sederet Sistem Pertahanan Udara Iran untuk Lawan Serangan Balasan Israel, Ada S-300 Rusia

Sistem  ini pertama kali dikerahkan pada thaun 2011. Iron Dome menjadi lapisan pertahanan terdalam di langit Israel.

Iron Dome memiliki tiga tugas. Pertama, mendeteksi ancaman dari udara; kedua, memprediksi titik hantamannya; ketiga, menangkisnya.

Dikutip dari Encylopaedia Britannica, radar Iron Dome mendeteksi target dalam jangkauan 4 hingga 70 km.

Jika suatu target, misalnya rudal, tidak mengancam nyawa warga dan insfrastruktur, target itu dibiarkan.

Iron Dome memiliki peluncur rudal yang berisi hingga 20 rudal Tamir.

Sistem ini mudah dipindahkan karena peluncur roket tidak memerlukan alat transportasi khusus.

Sistem pertahanan udara Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza, dikendalikan oleh gerakan Hamas Palestina, di atas kota Ashkelon di Israel selatan, pada 11 Mei 2021. Israel dan Hamas saling tembak-menembak, dalam eskalasi dramatis antara musuh bebuyutan itu. dipicu oleh kerusuhan di titik nyala kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Sistem pertahanan udara Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza, dikendalikan oleh gerakan Hamas Palestina, di atas kota Ashkelon di Israel selatan, pada 11 Mei 2021. Israel dan Hamas saling tembak-menembak, dalam eskalasi dramatis antara musuh bebuyutan itu. dipicu oleh kerusuhan di titik nyala kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. (JACK GUEZ / AFP)

Iron Dome memiliki catatan yang baik karena berhasil menangkis sekitar 90 persen rudal selama 12 tahunt terakhir.

Namun, sistem ini kewalahan ketika menghadapi banyak rudal yang ditembakkan dalam waktu berdekatan.

Diwartakan oleh Samaa TV, beberapa rudal Hamas juga masih bisa menembus sistem pertahanan itu.

Pakar keamanan bernama John Erath menyebut Iron Dome juga memiliki kekurangan, salah satunya ialah biaya operasional yang sangat mahal. Setiap rudal penangkis berharga puluhan ribu dolar.

Kemudian, sistem itu hanya bisa membawa rudal penangkis dalam jumlah terbatas dalam satu waktu.

Baca juga: Hasil Rapat Dewan Perang Israel: Segera Serang Balik Iran! AS Tak Kuasa Bendung Perang Dunia III?

2. David’s Sling

David’s Sling dirancang untuk menangkis rudal balistik jarak dekat, roket berkaliber besar, dan rudal penjelakah.

Berdasarkan informasi pada laman CSIS, sistem itu dikembangkan oleh Israel bersama dengan Amerika Serikat (AS).

David’s Sling berada pada lapisan tengah dalam sistem pertahanan berlapis milik Israel.

Diklaim bahwa David’s Sling dirancang untuk bisa menangkis rudal balistik dan rudal penjelajah dalam jarak jangkauan 40 hingga 300 km.

Sistem itu terdiri atas unit peluncuran rudal vertika, radar kendali ELM-2084, stasiun operator/manajemen, dan rudal Stunner untuk menangkis ancaman dari udara.

Stunner memiliki panjang 4,6 meter dan mampu menangkis target pada ketinggian hingga 15 km dan jarak jangkauan 40 hingga 300 km.

Sistem pertahanan udara David's Slings milik Israel.
Sistem pertahanan udara David's Slings milik Israel. (Wikimedia Commons)

Rudal itu itu menggunakan bahan bakar padat dan mampu mencapai kecepatan hingga Mach 7,5.

Berbeda dengan rudal Tamir di Iron Dome, Stunner tidak memiliki hulu ledak. Stunner menangkis target dengan menghantamnya secara langsung.

Pertama kali Israel menggunakan David’s Sling ialah ketika militer Israel menghadapi dua rudal balistik jarak dekat OTR21 Tochka pada bulan Juli 2018.

3. Arrow

Arrow adalah sistem pertahanan udara di lapisan pertama.

Dikutip dari CNN, Arrow 2 menggunakan hulu ledak fragmentasi untuk menghancurkan rudal balistik di fase terminal.

Arrow 2 memiliki jangkauan 56 mil dan ketinggian maksimlam 32 mil.

Sistem ini disebut sebagai pemutakhiran dari sistem pertahanan Patriot buatan AS yang juga digunakan Israel.

Sementara itu, Arrow 3 menggunakan teknologi hit-to-kill untuk menangkis rudal balistik di langit sebelum rudal itu memasuki atmosfer dalam perjalanan menuju target.

Sistem Arrow Israel
Sistem pertahanan udara Arrow milik Israel.

IRAN

1. S-300

Iran memiliki sistem pertahanan udara S-300 buatan Rusia.

S-300 mampu melawan pesawat dan pesawat nirawak  serta memiliki kemampuan pertahanan rudal penjelajah dan rudal balistik.

Laman Arms Control melaporkan bahwa Rusia merampungkan pengiriman S-300 ke Iran pada tahun 2016.

S-300 bisa melawan pesawat dalam jangkuan 195 km dan rudal balistik hingga jangkauan 50 km.

Terdapat beberapa varian S-300.  Variant S-300P atau SA-10 Grumble dirancang oleh Uni Soviet tahun 1960-an dan 1970-an dan hanya digunakan untuk pertahanan udara.

Adapun varian S-300V atau SA-234A Gladiator dan SA-23B Gianat adalah turunan dari S-300P.

S-300V dilengkapi dengan kemampuan antirudal balistik dan dalam beberapa hal mirip dengan Patriot Advanced Capabilty-2 milik AS.

Sistem Rudal A S-300V milik Rusia.
Sistem Rudal A S-300V milik Rusia. (Vitaly V. Kuzmin (CC BY-SA 4.0))

Adapun berat hulu ledak S-300 mencapai 133 kg dan 143 kg.

S-300 mulai digunakan tahun 1978. Jumlah peluncur S-300 mencapai sekitar 1.900 unit pada tahun 2000. Akan tetapi, jumlahnya berkurang menjadi sekitar 800 pada tahun 2017.

Iran dilaporkan menggunakan S-300P untuk menjaga fasilitas pengayaan uraniumnya.

S-300P bisa menggunakan lebih dari 20 varian rudal. Saat ini sistem itu menggunakan rudal 5V55k, 5V55R, dan 48N6.

Ketiga rudal ini menggunakan hulu ledak fragmentasi dengan ledakan tinggi untuk menghancurkan target.

Rudal 5V55k dan 5V55R bisa menangkis target yang bergerak dengan kecepatan 4.300 km/jam. Sementara itu, 48N6 bisa menangkis target berkecepatan hingga 10.000 km/jam.

2. Tor

Iran juga memiliki sistem pertahanan udara Tor buatan Rusia.

Tor bisa menangkis ancaman dalam jarak 12 hingga 16 km.

Sistem ini sudah digunakan sejak tahun 1986 dan memiliki rudal dengan berat hulu ledak 15 kg.

Tor dirancang untuk melawan pesawat, helikopter, dan precision-guide munition.

Sistem ini menggunakan dua radar untuk mendeteksi target.

Radar pertama bisa memindai hingga 48 target dan mampu melacak hingga 10 target.

Adapun radar kedua bisa menyerang hingga dua target.

Sistem pertahanan udara Tor
Sistem pertahanan udara Tor buatan Rusia.

3. Arman dan Azarakhsh

Pada bulan Februari lalu Iran mengungkap dua sistem pertahanan udara terbarunya.

“Sistem antirudal balistik Arman dan sistem pertahanan udara ketinggian rendah Azarakhsh yang dibuat oleh Kementerian Pertahanan diungkap pagi ini,” kata pejabat kantor berita IRNA dikutip dari VOA News.

Keberadaan senjata itu disampaikan setelah ketegangan Iran-Israel makin meningkat.

Menteri Pertahanan Iran Mohammad Reza Ashtiani menyampaikan jangkauan sistem rudal Arman.

“Memiliki jangkauan menengah dan altitudo tinggi yang bisa mengidentifikasi target berjarak 180 km dan menghancurkan target dalam jarak 120 km,” kata Ashtiani.

Arman juga diklaim bisa menangkis enam target secara bersamaan.

Adapun sistem pertahanan Azarakhsh bisa dipasang pada berbagai kendaraan.

Sistem itu menggunakan radar, sistem elektrik-optik, dan termal, untuk mendeteksi dan melacak target.

Sistem pertahanan ketinggian rendah Azarakhsh (Thunderbolt).
Sistem pertahanan ketinggian rendah Azarakhsh (Thunderbolt). (Presstv)

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas