Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kementerian Luar Negeri Terus Pantau WNI di Iran dan Israel

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pihaknya terus memonitor warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Iran, Israel dan negara sekitarnya.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Kementerian Luar Negeri Terus Pantau WNI di Iran dan Israel
Tribunnews.com/Taufik Ismail
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, (16/4/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pihaknya terus memonitor Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Iran, Israel dan negara sekitarnya yang kini sedang berkonflik.

Kemlu terus berkomunikasi dengan kedutaan besar di negara tersebut untuk meningkatkan upaya perlindungan bagi WNI.

"Kita terus melakukan komunikasi, koordinasi dengan beberapa kedutaan besar Republik Indonesia utamanya di Amman (Yordania), di Teheran (Iran), kemudian di Mesir dan di tempat-tempat lain," katanya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, (16/4/2024).

Kemlu kata Retno telah menerbitkan travel advice bagi para WNI yang berada di wilayah Iran dan Israel.

Selain itu Kemlu melalui kedutaan besar telah mengumumkan nomor telepon hotline yang bisa dihubungi oleh para WNI.

"Sehingga jika para WNI yang tinggal di tempat-tempat tersebut dapat menghubungi hotline KBRI, dan kita juga sudah melakukan engagement langsung dengan WNI yang berada di Iran dan juga di Israel pada tanggal 14 April untuk memberikan hal-hal apa yang mereka dapat dilakukan jika terjadi sesuatu atau jika eskalasi terus meningkat," katanya.

Berita Rekomendasi

Pemerintah kata Menlu terus memantau dari dekat para WNI yang berada di kedua negara tersebut. Sejauh ini semua WNI di kedua negara tersebut dalam kondisi baik.

"WNI sejauh ini alhamdulillah dalam keadaan baik. Dalam artian tidak terdampak situasi yang ada. Kita terus melakukan pantauan dari dekat dan hampir setiap hari Kemlu mengadakan rapat secara virtual dengan KBRI KBRI di wilayah-wilayah yang kira-kira terdapat terjadi eskalasi termasuk kontijensi plan sudah kita buat,"katanya.

Sebelumnya Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia mengonfirmasi tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang terdampak serangan balasan Iran ke Israel.

Direktur Perlindungan WNI (PWNI) dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI Judha Nugraha mengatakan Kemenlu juga telah menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaannya, dan menunda perjalanan menuju Iran maupun Israel menyusul eskalasi konflik yang belakangan terjadi.

“KBRI Amman telah menjalin komunikasi dengan para WNI yang tinggal di wilayah Israel dan hingga saat ini tidak ada informasi mengenai adanya WNI yang terdampak atas serangan balasan Iran ke Israel,” kata Judha kepada wartawan, Senin (15/4/2024).

“Sebelumnya pada tanggal 13 April 2024, Kemenlu telah menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan menunda perjalanan yang tidak esensial ke Israel maupun ke Iran,” katanya.

Bagi WNI yang menghadapi situasi kedaruratan di Israel maupun Iran, agar segera menghubungi saluran komunikasi perwakilan RI terdekat.

“Dan jika terjadi situasi kedaruratan agar segera menghubungi  hotline perwakilan RI yang terdekat,” kata dia.

Berdasarkan data dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Israel tercatat 115 jiwa di mana mayoritas menetap di Jerussalem, Tel Aviv dan Arava.

Sementara KBRI Tehran mencatat 376 WNI menetap di Iran di mana mayoritas adalah pelajar atau mahasiswa di Kota Qom.

Sebagaimana diketahui Iran melancarkan serangan besar-besaran ke Israel dengan mengirimkan ratusan rudal dan drone pada Sabtu (14/4/2024). Serangan ini merupakan balasan Tehran atas serangan udara Israel pada 1 April lalu terhadap gedung konsulatnya di Damaskus.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Iran menyatakan serangan terhadap Israel adalah bagian dari upaya untuk membela diri.

"Pada hari ini (14 April 2024) angkatan bersenjata Republik Islam Iran dalam menjalankan hak wajarnya untuk membela diri seperti yang diatur dalam pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa," tulis Kemlu Iran dalam pernyataan yang diterima Tribunnews.com, Minggu (14/4/2024).

Kemenlu Iran menegaskan, serangan itu adalah pembalasan terhadap agresi militer berulang-ulang.

"Sebagai tanggapan pembalasan terhadap agresi militer berulang-ulang rezim Zionis di mana menyebabkan kesyahidan para penasihat militer resmi Iran yang secara resmi hadir di Suriah atas undangan pemerintah Suriah dan beraktivitas di sana."

Langkah ini juga disebut sebagai pembalasan secara khusus terhadap serangan militer rezim Zionis pada 1 April 2024 terhadap fasilitas diplomatik Iran di Damaskus, Suriah.

Mereka menyatakan, kesempatan ini digunakan Iran untuk menekankan kembali kepatuhannya terhadap prinsip-prinsip dan tujuan Piagam PBB serta hukum internasional.

Iran menegaskan, tindakan ini sebagai tekad mempertahankan kedaulatan, integritas wilayah dan kepentingan nasionalnya terhadap berbagai bentuk penggunaan ilegal kekuatan dan agresi.

Baca juga: Kementerian Luar Negeri RI Imbau WNI di Iran Pulang Mandiri ke Indonesia Jika Situasi Memungkinkan

"Tindakan defensif Republik Islam Iran dalam menjalankan haknya untuk membela diri menunjukkan pendekatan bertanggung jawab Iran terhadap perdamaian dan keamanan regional dan internasional pada saat tindakan ilegal dan genosida yang dilakukan oleh rezim apartheid Zionis terhadap bangsa Palestina dan agresi militer terhadap pemerintah negara-negara di kawasan dengan tujuan memperluaskan api peperangan terus dilakukan oleh rezim Zionis."

Bahkan, Iran menyatakan tak akan ragu mengambil tindakan yang lebih defensif untuk melindungi kepentingan sahnya dari tindakan militer agresif dan penggunaan kekuatan ilegal.

Serangan balasan Iran ini memicu potensi perang dunia III, karena Israel juga mempersiapkan serangan balik balas dendam, sebagaimana dikemukakan Juru Bicara Israel Defense Force (IDF) dengan mulai meminta meniadakan semua kegiatan pendidikan, termasuk studi akademis dan perkemahan musim panas.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas