Ayah Pelaku Penusukan Massal di Sydney Ungkap Anaknya Frustasi Susah Dapat Pacar
Keluarga Joel menceritakan bahwa pelaku sudah cukup lama berjuang melawan masalah kesehatan mental bahkan “sejak dia masih remaja.”
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Andrew Cauchi, ayah dari pelaku penusukan massal di Sydney, Joel Cauchi buka suara terkait kasus anaknya.
Keluarga Joel menceritakan bahwa pelaku sudah cukup lama berjuang melawan masalah kesehatan mental bahkan “sejak dia masih remaja.”
Dikutip dari Reuters, Andrew mengatakan Joel punya riwayat panjang frustasi karena perempuan.
"Dia ingin punya pacar dan tidak punya kemampuan bersosialisasi dengan baik dan frustasi karena itu," papar Andrew.
Komisioner Polisi bagian New South Wales, Karen Webb, mengonfirmasi pendapat ayah pelaku.
Webb menyebut pelaku “fokus ke perempuan” ketika melangsungkan aksinya.
Dalam sebuah pernyataan, Andrew juga menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan mengecam tindakan putranya sebagai aksi sangat mengerikan.
Dalam rekaman CCTV, pelaku terlihat berjalan ke Bondi Junction Westfield dan menyerang sembilan orang ketika memasuki pusat perbelanjaan itu.
Dari Video yang beredar di media sosial menunjukkan pelaku mengenakan jersey liga rugbi.
Joel terlihat masuk pukul 15.10 waktu setempat, sebelum kembali 10 menit kemudian pada pukul 15.20 waktu setempat.
"Jelas bahwa selama penyerangan itu dia menyakiti orang-orang, kami yakin ia menikam mereka dengan senjata yang dia bawa," ungkap Asisten Komisaris Polisi NSW Tony Cooke kepada 9News.
Baca juga: Sosok Penembak Mati Pelaku Penikaman Massal di Mal Sydney Seorang Polwan, Berikut Kronologisnya
"Kami yakin ia menikam mereka dengan senjata yang dia bawa," katanya.
Polisi bergegas menuju lokasi kejadian setelah menerima laporan dari masyarakat.
Joel membunuh enam orang dan melukai 12 orang lainnya di Pusat Perbelanjaan Westfield di Bondi Junction pada Sabtu (13/4/2024).
Dikutip The Times and The Sunday Times, lima dari enam orang yang terbunuh, dan sebagian besar dari mereka yang dirawat di rumah sakit karena cedera adalah perempuan.
Serangan mematikan tersebut berlangsung selama 30 menit dan berakhir setelah ditembak mati oleh seorang petugas polisi wanita, bernama Amy Scott.
Rekaman video menunjukkan pria berusia 40 tahun itu membawa pisau dan menyerbu korban.
Ayah tersangka juga berbicara dengan petugas yang menembak mati putranya.
"Dia hanya melakukan tugasnya untuk melindungi orang lain dan kami berharap dia bisa mengatasinya dengan baik," kata Andrew, merujuk pada Amy.
Dikutip dari NDTV, tertulis di media sosial, Joel berasal dari Toowoomba, sebuah kota dekat Brisbane di Queensland.
Iamengenyam pendidikan sekolah menengah dan universitas di wilayah tersebut.
Pria berusia 40 tahun itu mempunyai tato naga berwarna abu-abu, merah, dan kuning di lengan kanannya.
Tato ini adalah salah satu indikator yang digunakan untuk membantu mengidentifikasi dirinya.
Ia hanya menjalin komunikasi terputus-putus dengan orang tuanya melalui pesan teks.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)