Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mental Tentara Telah Runtuh, Barat Khawatir Dalam Beberapa Pekan Ini Pertahanan Ukraina Jebol

Keunggulan senjata dan jumlah tentara membuat Rusia semakin mengangkangi prajurit Ukraina yang telah kelelahan di garis depan.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Mental Tentara Telah Runtuh, Barat Khawatir Dalam Beberapa Pekan Ini Pertahanan Ukraina Jebol
Sputnik
Pasukan Rusia menggempur tentara Ukraina dengan artileri Akatsya. 

TRIBUNNEWS.COM -- Ukraina sudah benar-benar 'SOS' di garis depan. Negara-negara Barat kini mengkhawatirkan bahwa pertahanan pasukan Volodymyr Zelensky bakalan bobol pada beberapa minggu mendatang.

Bloomberg pada Kamis (18/4/2024) mengabarkan bahwa sejumlah pejabat yang mengetahui masalah pertahanan Ukraina menyebutkan, tentara Rusia maju pelan tapi pasti.

Keunggulan senjata dan jumlah tentara membuat Rusia semakin mengangkangi prajurit Ukraina yang telah kelelahan di garis depan.

Dengan keterbatasan amunisi, pasukan Volodymyr Zelensky harus menghadapi serangan rudal, drone, dan bom setiap hari dari Rusia.

Baca juga: Walikota Kharkiv Ketakutan Kotanya Bakal Dijadikan Aleppo Kedua Oleh Rusia

Bahan peledak berkekuatan besar tersebut bukan hanya menyasar prajurit Ukraina, akan tetapi mengancurkan infrastruktur penting, hingga sumber energi negara tersebut lumpuh.

“Kekhawatiran meningkat bahwa Rusia mungkin akan memperoleh keuntungan besar dalam beberapa minggu mendatang dengan menerobos garis pertahanan Ukraina,” kata sumber di AS dan Eropa kepada Bloomberg.

Pasukan Rusia kini telah mencapai pinggiran Chasov Yar di Republik Rakyat Donetsk, sebuah kota penting bagi pertahanan Ukraina di wilayah tersebut karena posisinya yang tinggi, lanjut artikel tersebut.

Mental Tentara Memburuk

Berita Rekomendasi

Sementara media Barat lainnya, Politico menyebut mental tentara Ukraina yang semakin runtuh akibat terus dibombardir dalam keadaan kekurangan senjata.

Editor opini outlet berita Jamie Dettmer berbagi pandangan suramnya tentang masa depan Ukraina setelah perjalanan selama sebulan ke negara itu, yang melibatkan wawancara dengan para pemimpin politik, perwira militer, dan warga biasa.

Para petugas setuju untuk berbicara “hanya dengan pemahaman bahwa mereka tidak akan disebutkan namanya,” katanya.

Jamie Dettmer dalam sebuah artikelnya di Politico menyebutkan bahwa Ukraina dalam proses “tergelincir menuju bencana.”

Sedikitnya persenjataan telah menempatkan pasukannya dalam posisi yang tidak menguntungkan dan puluhan ribu warga sipil menghindari wajib militer tersebut.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-785: Paket Bantuan AS Buat Zelensky Mulai Terlihat

Dettmer mengatakan bahwa sekitar sepertiga penumpang kereta yang ia naiki untuk kembali ke Eropa adalah laki-laki yang sudah cukup umur, yang entah bagaimana berhasil mendapatkan surat pembebasan.

Penyelundupan melintasi perbatasan adalah cara utama bagi warga Ukraina untuk menghindari wajib militer, kata laporan itu.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas