Mental Tentara Telah Runtuh, Barat Khawatir Dalam Beberapa Pekan Ini Pertahanan Ukraina Jebol
Keunggulan senjata dan jumlah tentara membuat Rusia semakin mengangkangi prajurit Ukraina yang telah kelelahan di garis depan.
Editor: Hendra Gunawan
“Kami membutuhkan Uni Eropa untuk mewujudkan apa yang telah dijanjikannya, dan rakyat kami perlu melihat Ukraina semakin dekat untuk menjadi anggota penuh,” tegas Zelensky, dan mendesak Brussels untuk maju ke tahap perundingan berikutnya pada bulan Juni.
Tak Ada Rencana Lain
Sementara itu Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, menyatakan sudah tidak berharap pada bantuan 60 miliar dolar AS yang dijanjikan presiden AS Joe Biden.
Ia enggan membicarakann rancangan undang-undang bantuan baru untuk Ukraina di Kongres AS. Meski demikian ia menekankan bahwa Kyiv hanya memiliki rencana A, tak ada rencana B.
Pernyataan Kuleba ini disiarkan oleh siaran berita gabungan nasional 24/7 setelah pertemuan Menteri Luar Negeri G7 di Italia, seperti dilansir European Pravda.
"Kita tidak memerlukan rencana B karena rencana A kita adalah membuat keputusan yang paling kuat untuk Ukraina, bukan keputusan setengah-setengah," ujarnya.
“Dan hari ini saya mengingatkan Menteri Luar Negeri AS (Antony Blinken) tentang ini: lihat, saya tidak punya rencana B; rencana A, yaitu mengadopsi undang-undang yang kuat, harus berhasil. Dan dia mendukung saya dan mengatakan bahwa kita harus melakukannya fokus secara eksklusif pada keputusan yang kuat untuk Ukraina, jadi pada rencana A,” tambah Kuleba.
“Tetapi banyak sekali kontroversi dan perdebatan seputar RUU ini – dan akan tetap ada – jadi kita tunggu saja hasilnya,” pungkas Kuleba.
Rusia Kerahkan 25.000 Pasukan di Poros Donetsk
Media pemerintah Ukraina, Ukrinform memberitakan dalam 24 jam terakhir Rusia terus mengintensifkan serangan untuk menguasai tiga daerah di Donetsk.
Pasukan Putin terus maju menuju permukiman di Klishciivka, Kalynivka dan Chasiv Yar di Oblast Donetsk.
Juru bicara Kelompok Strategis Operasional Khortytsia, Letnan Kolonel Nazar Voloshyn melaporkan Rusia terus merangsek ke wilayah pemukiman warga yang jadi fokus serangan mereka.
"Pemukiman ini kemungkinan besar adalah Klishchiivka, Kalynivka dan, tentu saja, Chasiv Yar. Pemukiman New-York di Oblast Donetsk juga berada di poros ini," kata Voloshyn
Voloshyn menambahkan bahwa kota Chasiv Yar berada pada ketinggian yang dominan, jadi merebutnya berarti terobosan tertentu di front Bakhmut bagi Rusia.
"Tentara Rusia telah berusaha merebutnya selama berhari-hari. Mereka tidak peduli dengan hilangnya tenaga dan peralatan. Banyak dari mereka telah dihancurkan di pinggiran dan jalan menuju Chasiv Yar," ujarnya.
Voloshyn menyatakan bahwa Rusia telah memusatkan 20-25.000 pasukannya di poros ini. Pasukan tersebut tidak hanya terdiri dari tentara profesional tetapi juga orang-orang yang dimobilisasi dan warga negara lain.(Bloomberg/Russia Today/Politico/Pravda/Ukrinform)