Israel Ubah Yerusalem Jadi Benteng Perang: Kawal Yahudi Masuk Al-Aqsa, Jamaah Palestina Diblokade
Al-Quds telah diubah menjadi benteng militer, dengan lebih dari 3.000 petugas polisi Israel dikerahkan di seluruh kota.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Respons Hamas ini merujuk pada pernyataan seorang anggota parlemen Israel, mewakili sayap kanan, pada Kamis menyerukan pembangunan “kuil ketiga” untuk menggantikan kompleks Masjid Al-Aqsa di al-Quds yang diduduki, menurut Anadolu Agency.
Yitzhak Pindrus, anggota Partai Persatuan Torah Yudaisme yang ekstrem, menyatakan keinginannya agar semua orang Yahudi berkumpul di al-Quds Senin depan untuk melakukan pengorbanan Paskah Yahudi.
“Kami berharap Bait Suci Ketiga segera dibangun di sana, dan kami bisa makan di sana dari hasil kurban Paskah,” tegasnya dalam sebuah wawancara televisi.
Paskah Yahudi atau Pesakh, hari raya penting Yahudi yang memperingati ke luarnya bangsa Israel dari Mesir pada masa Nabi Musa, memiliki makna keagamaan dalam kalender Yahudi.
Tahun ini, itu dimulai pada malam tanggal 22 April dan berlangsung hingga 30 April.
Adapun Masjid Al-Aqsa dihormati sebagai salah satu situs paling suci bagi umat Islam di seluruh dunia.
Sebaliknya, orang-orang Yahudi menyebut kawasan itu sebagai "Gunung Bait Suci", karena makna historisnya sebagai lokasi dua kuil Yahudi kuno.
Seruan yang dilontarkan anggota Knesset tersebut merupakan yang terbaru dari serangkaian pernyataan dan tindakan provokatif pejabat Israel terkait situs suci Islam tersebut.
Baca juga: Temple Institute Israel Mau Gelar Ritual Kurban Sapi Merah di Idul Fitri, Kuil Yahudi Dibangun Lagi?
Yordania Mengamuk
Aksi provokatif pemukim Yahudi Israel dilaporkan makin intensif menjelang Passover.
Sebelumnya dilaporkan, ratusan pemukim Yahudi menerobos gerbang masjid dan menggelar ritual Talmud di kawasan komplesk masjid, Kamis (18/4/2024).
Aksi Israel membiarkan para pemukim Yahudi Ekstrem ini membuat Yordania marah besar.
Menteri Wakaf, Urusan Islam dan Tempat Suci Yordania, Dr Muhammad Al-Khalayleh, mengutuk aksi tersebut dan menyebutnya sebagai penodaan halaman Masjid Al-Aqsa yang dilakukan oleh para pemimpin dan kelompok ekstremis Yahudi.
Al-Khalayla dalam sebuah pernyataan Kamis, mengatakan serbuan para pemukim Yahudi itu terjadi di bawah perlindungan polisi pendudukan Israel.
Aksi tercela ini disebut juga mendapat dukungan dari para pemimpin politik di pemerintahan otoritas pendudukan Israel.