Informasi Pembuangan Sampah di Kota Okaya Jepang Gunakan 5 Bahasa, Salah Satunya Bahasa Indonesia
Kota Okaya Nagano Jepang menggunakan 5 bahasa untuk memberikan informasi mengenai cara pembuangan sampah, salah satunya adalah Bahasa Indonesia.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kota Okaya Nagano Jepang menggunakan 5 bahasa untuk memberikan informasi mengenai cara pembuangan sampah, salah satunya adalah Bahasa Indonesia.
Sebanyak 13 area di dalam Kota Okaya Nagano dipasangi informasi dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Sehingga semakin memudahkan para WNI di Nagano Jepang.
"Kota Okaya di Prefektur Nagano mulai mengubah sekitar 1.000 papan nama di kota yang menunjukkan lokasi pengumpulan sampah dan daur ulang, seperti memasang kode dua dimensi sehingga orang dapat memeriksa cara memisahkan dan membuang sampah di ponsel cerdas mereka dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia," ungkap sumber Tribunnews.com di Kota Pemda Okaya, Kamis (25/4/2024).
Baca juga: Pengelola Ragunan Tegaskan Buang Sampah Sembarang Kena Denda Rp 500 Ribu
Penjelasan tentang cara membuang sampah, yang dapat dilihat dari kode dua dimensi, tersedia dalam lima bahasa untuk orang asing.
"Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan jumlah kasus di mana aturan tidak diikuti, sehingga tujuannya adalah untuk menunjukkan cara membuang sampah dengan cara yang mudah dipahami bagi mereka yang pindah terutama warga asing yang berdomisili di Okaya Nagano," jelasnya.
Di kota ini kantong sampah yang tidak mengikuti aturan pemisahan, tidak dikumpulkan oleh vendor, dan stiker peringatan ditempelkan.
Kantong sampah dengan stiker dilaporkan oleh kontraktor ke Divisi Lingkungan kota jumlahnya meningkat.
Pada tahun 2021, ada 386 kasus, 609 kasus di ahun 2022, dan 736 kasus di tahun 2023.
"Orang asing, yang telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dan mereka yang tinggal di apartemen dan tidak menerima selebaran kota, mungkin tidak tahu cara membuang sampah, sehingga pemda memutuskan untuk memposting kode dua dimensi di papan nama titik pengumpulan. Penjelasan dalam bahasa asing adalah dalam bahasa Inggris, Portugis, Indonesia, Cina, dan Vietnam," ungkap Departemen lingkungan kota bagian pembuangan sampah.
Yutaka Kama (70), Ketua Asosiasi Warga Sanitasi daerah Ayuzawa, salah satu yang pertama memasang papan nama pembaruan, mengatakan, "Saya pikir orang akan bingung pada awalnya (tentang aturan pembuangan sampah yang berbeda dari yang ada di daerah perkotaan). Kami berharap bahwa "kode dua dimensi akan berguna bagi para warga asing di sini."
Baca juga: Pungli dan Gunung Sampah Kerap Muncul Saat Momen Lebaran, Kapan Bisa Hilang?
Pembaruan papan nama adalah inisiatif yang bertujuan untuk menjadikan "Kota Nol Karbon bagi Okaya" dan akan menyertakan logo baru untuk meningkatkan kesadaran mengurangi emisi karbon dioksida dengan mengurangi limbah.
"Nomor lokasi pengumpulan" yang diperlukan saat mengajukan pertanyaan ke balai kota juga mudah dimengerti, dan ditampilkan dalam huruf besar di sudut kanan atas papan nama.
"Kami berencana untuk memperluasnya secara bertahap di seluruh kota, dan kami akan memperbarui sekitar 100 lembar dalam anggaran tahun ini," ujarnya.
Sementara itu bagi para UKM Handicraft dan pecinta Jepang yang mau berpameran di Tokyo dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: info@sekolah.biz Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsapp.