Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tawaran ke Israel, Hamas Mau Jadi Parpol Murni jika Palestina Merdeka

Hamas bisa gencatan senjata 5 tahun atau lebih dan membubarkan diri jadi tentara nasional jika Israel menuruti syarat untuk mendirikan Palestina.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
zoom-in Tawaran ke Israel, Hamas Mau Jadi Parpol Murni jika Palestina Merdeka
FOTO AFP / MOHAMMED ABED
Juru bicara Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer gerakan Islam Palestina Hamas yang menguasai Gaza, Abu Ubaida (kanan) memberikan konferensi pers di Kota Gaza pada 9 April 2011. --- Hamas bisa bubar dan menjadi tentara nasional Palestina jika Israel setujui solusi 2 negara. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Hamas, Khalil al-Hayya, mengatakan Hamas kembali menawarkan gencatan senjata dalam jangka waktu 5 tahun atau lebih kepada Israel.

Selain itu, Hamas telah menawarkan lebih dari satu kali untuk pembentukan negara Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza, dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.

“Hamas akan menerima negara Palestina yang berdaulat penuh di Tepi Barat dan Jalur Gaza, dan kembalinya pengungsi Palestina sesuai dengan resolusi internasional di perbatasan tahun 1967," katanya dalam wawancara dengan AP, Rabu (24/4/2024).

Jika itu terwujud, sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam akan dibubarkan dan menjadi tentara nasional Palestina.

Khalil al-Hayya mengatakan gerakan politik Hamas mungkin bisa berubah menjadi parta politik murni dan meletakkan senjatanya jika Israel memenuhi tuntutan mereka.

"Kekuatan tempur berubah menjadi partai politik dan tentara nasional seperti yang dialami masyarakat sebelumnya setelah pendudukan (Israel) pergi," ujarnya.

“Jika kita memperoleh hak-hak nasional kita dan negara Palestina didirikan, segala sesuatu yang kita miliki akan diubah menjadi struktur dasarnya," lanjutnya.

Berita Rekomendasi

Namun, ia menyayangkan penolakan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, atas solusi dua negara untuk Israel dan Palestina.

"Komunitas internasional sangat mendukung solusi dua negara, namun pemerintahan garis keras Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolaknya," katanya.

Invasi Israel ke Rafah Tidak Bisa Menghancurkan Hamas

Dalam wawancara itu, Khalil al-Hayya mengomentari rencana Israel yang akan menginvasi Rafah, Jalur Gaza selatan, yang mereka anggap sebagai benteng terakhir Hamas.

Baca juga: 80 Persen Kekuatan Militer Hamas Masih Utuh, Mau Rujuk dengan Fatah dan Gabung PLO

Menurutnya, serangan besar-besaran di Rafah tidak bisa menghancurkan Hamas dan justru dapat meningkatkan korban jiwa, mengingat ada 1,5 juta warga Palestina yang mengungsi ke Rafah.

"Serangan seperti itu tidak akan berhasil menghancurkan Hamas," katanya.

Ia menekankan bahwa Israel hanya berhasil menghancurkan tidak lebih dari 20 persen kemampuan Hamas, baik manusia maupun di lapangan.

"Jika mereka (Israel) tidak dapat melenyapkan Hamas, lalu apa solusinya? Solusinya adalah mencapai kesepakatan," katanya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas