Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS Batal Jatuhi Sanksi Batalion Netzah Yehuda Israel atas Pelanggaran HAM di Tepi Barat

Amerika Serikat (AS) batal menjatuhkan sanksi terhadap Batalion Netzah Yehuda Israel atas pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in AS Batal Jatuhi Sanksi Batalion Netzah Yehuda Israel atas Pelanggaran HAM di Tepi Barat
File photo: AFP
Tentara Israel (IDF) yang tergabung dalam Batalyon Netzah Yehuda pada 2014 lalu. Amerika Serikat (AS) batal menjatuhkan sanksi terhadap Batalion Netzah Yehuda Israel atas pelanggaran hak asasi manusia (HAM). 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) batal menjatuhkan sanksi terhadap Batalion Netzah Yehuda Israel atas pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Sebelumnya, Gedung Putih menetapkan bahwa unit militer Israel itu melakukan pelanggaran HAM berat terhadap warga Palestina di Tepi Barat, sebelum perang 7 Oktober meletus.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam suratnya kepada Ketua DPR Mike Johnson mengatakan bahwa Washington masih meninjau informasi baru yang diterima.

Surat tak bertanggal tersebut, yang diperoleh The Associated Press pada hari Jumat (26/4/2024).

Blinken menekankan bahwa dukungan militer AS terhadap pertahanan Israel melawan Hamas dan ancaman lainnya tidak akan terpengaruh oleh keputusan akhir Departemen Luar Negeri mengenai Batalion Netzah Yehuda Israel.

Sementara itu, Johnson berupaya menyediakan dana tambahan sebesar $26 miliar untuk pertahanan Israel dan untuk bantuan bencana kemanusiaan yang semakin meningkat di Gaza, Times of Israel melaporkan.

Dikutip dari Al Jazeera, sebelumnya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan menteri-menteri lain di pemerintahan secara terbuka menyerukan agar AS untuk tidak melanjutkan sanksi tersebut.

BERITA TERKAIT

Sementara itu, para pejabat Israel, termasuk Gallant dan Menteri Kabinet Perang Benny Gantz, mengadakan pembicaraan terpisah dengan Blinken minggu ini.

Perbincangan mereka merupakan upaya untuk mencegah Washington menjatuhkan sanksi terhadap Netzah Yehuda.

Pertimbangan untuk memberikan sanksi kepada Netzah Yehuda muncul setelah Departemen Luar Negeri melakukan penyelidikan terhadap batalion tersebut dan beberapa personel lainnya di Pasukan Keamanan Israel (IDF) selama lebih dari setahun karena dugaan pelanggaran hak asasi manusia.

Batalion tersebut telah menjadi pusat beberapa kontroversi di masa lalu terkait dengan ekstremisme sayap kanan dan kekerasan terhadap warga Palestina.

Baca juga: Netanyahu Anggap Enteng Ancaman Sanksi terhadap Batalion Netzah Yehuda Israel

Dikutip dari Times of India, Batalion Netzah Yehuda Israel adalah bagian dari IDF yang didirikan pada 1999 sebagai batalion militer khusus untuk Yahudi ultra-Ortodoks.

Seluruh tentara dan perwira Netzah Yehuda adalah laki-laki.

Netzah Yehuda memungkinkan pria Yahudi Haredi untuk bertugas sebagai tentara tempur di militer sambil menjunjung tinggi keyakinan agama mereka.

Tentara Israel (IDF) yang tergabung dalam Batalyon Netzah Yehuda pada 2014 silam.
Tentara Israel (IDF) yang tergabung dalam Batalyon Netzah Yehuda pada 2014 silam. (File photo: AFP)

Yahudi Haredi adalah penganut Yahudi Ortodoks.

Saat ini, Netzah Yehuda memiliki lebih dari 1.000 tentara.

Situs berita Axios melaporkan Batalion Netzah Yehuda Israel merupakan batalion infanteri yang dibentuk sekitar seperempat abad lalu, anggotanya merupakan orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks.

Beberapa anggota Netzah Yehuda, atau Yudea Forever dikaitkan dengan pelanggaran terhadap warga Palestina.

Batalion Netzah Yehuda menjadi tujuan para pemukim ekstremis sayap kanan yang belum diterima di batalion tempur lain mana pun di tentara Israel.

Batalion ini mengandalkan sistem perekrutan sukarela dari berbagai latar belakang seperti ultra-ortodoks, Zionis religius, keluarga Chardal, dan sukarelawan dari luar negeri.

Selain itu, hanya istri tentara dan perwira Netzah Yehuda yang diperbolehkan berada di antara pangkalan militernya untuk mempertahankan segreasi gender serta mencegah interaksi yang dianggap tidak pantas antara laki-laki dan perempuan.

Di tengah keributan dengan AS, Israel memindahkan Netzah Yehuda keluar dari Tepi Barat pada akhir tahun 2022, lalu memindahkanya lagi ke Israel utara.

Baca juga: Netanyahu Bersumpah Lawan AS yang Hukum Batalyon Netzah Yehuda atas Pelanggaran HAM di Tepi Barat

Batalion tersebut dipindahkan ke perbatasan selatan dengan Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang sedang berlangsung.

Unit ini mendapat kecaman keras dari Amerika pada tahun 2022, setelah seorang pria lanjut usia berdarah Palestina-Amerika ditemukan tewas, tak lama setelah dia ditahan di pos pemeriksaan Tepi Barat.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas