Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu Bikin Opini Buruk Soal Hamas, Beda Sikap dengan Presiden Erdogan
Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu menyebut Hamas patut dianggap sebagai kelompok teroris. Berbeda dengan Presiden Turki yang mendukung Hamas.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Pernyataan mengejutkan datang dari Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu soal Hamas.
Berbicara kepada CNN, Ekrem Imamoglu menyebut kelompok Palestina Hamas pantas dianggap sebagai kelompok teroris.
Menurut Ekrem Imamoglu, Hamas pantas disebut sebagai kelompok teroris karena serangan terhadap Israel pada 7 Oktober.
"Tentu saja, Hamas melakukan serangan di Israel yang sangat kami sesali," kata Imamoglu.
"Di mata kami, organisasi mana pun yang melakukan aksi teroris dan membunuh orang secara massal adalah organisasi teroris," tambahnya.
Pernyataan Imamoglu ini bertentangan dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan yang mendukung penuh Hamas.
Bahkan, Erdogan sempat menjamu Ketua Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh di Istana Dolmabahce di Istanbul.
Erdogan juga menyamakan perjuangan Hamas dengan perjuangan bersejarah Turki di tahun 1920.
Perlu diketahui, Imamoglu merupakan anggota oposisi utama Partai Rakyat Republik (CHP), yang menang telak dalam pemilihan lokal pada 31 Maret lalu.
Imamoglu menambahkan, meskipun dia menganggap Hamas sebagai kelompok teroris, dia tidak menyetujui penindasan terhadap rakyat Palestina.
"Secara umum, Barat tidak melihat gambaran besar mengenai masalah ini; mereka hanya melihat masalah ini dari sudut pandang satu pihak atau pihak lain," ucap Imamoglu.
Baca juga: Israel Hadapi Dilema, Invasi Darat ke Rafah Bisa Bunuh Semua Tahanan di Tangan Hamas
"Kami menafsirkan serangan Hamas sebagai serangan teroris, namun kami juga menentang kekejaman yang dialami perempuan dan anak-anak Palestina yang dibunuh di sana hari ini," lanjutnya.
Imamoglu secara luas dipandang sebagai calon presiden dari partai CHP untuk pemilu 2028, dan mungkin akan melawan Erdogan sendiri.
Sejak pemilu lokal, Erdogan semakin memperkuat retorikanya terhadap Israel.
Dia juga bertemu dengan para pemimpin Hamas di Istanbul dengan cara yang dipublikasikan dan telah menjatuhkan sanksi terhadap perdagangan dengan Israel, membatasi ekspor lebih dari 50 produk ke negara tersebut.
Pejabat partai yang berkuasa, serta Erdogan, percaya bahwa kebijakan pemerintah mengenai Palestina, khususnya melanjutkan perdagangan dengan Israel, membuat marah banyak Muslim Turki yang saleh, yang mengalihkan suara mereka ke partai-partai konservatif saingannya selama pemilihan lokal bulan lalu.
Desakan Erdogan untuk Persatuan Palestina
Erdogan mendesak warga Palestina untuk bersatu di tengah perang Israel di Gaza.
Baca juga: Soal Proposal Gencatan Senjata Baru Israel, Hamas: Tidak Ada Masalah Besar
Desakan ini muncul setelah Erdogan menjamu Ketua Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh di Istana Dolmabahce di Istanbul.
"Sangat penting bagi warga Palestina untuk bertindak dengan kesatuan dalam proses ini. Respon terkuat terhadap Israel dan jalan menuju kemenangan terletak pada persatuan dan integritas," kata Erdogan, dikutip dari Al Jazeera.
Hamas memiliki kantor di Turki sejak 2011, ketika Turki membantu mengamankan perjanjian bagi kelompok tersebut untuk membebaskan tentara Israel Gilad Shalit.
Erdogan memelihara hubungan dengan Haniyeh, pemimpin politik kelompok tersebut, yang sering berkunjung.
"Bahkan jika hanya saya, Tayyip Erdogan, yang bertahan, saya akan terus melanjutkannya selama Tuhan memberikan hidup saya, untuk membela perjuangan Palestina dan menjadi suara rakyat Palestina yang tertindas," katanya.
(Tribunnews.com/Whiesa)