Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hizbullah Gempur Pangkalan Militer Israel di Palestina Utara Pakai Peluru Artileri

Kelompok perlawanan Islam di Lebanon, Hizbullah mengumumkan mereka melakukan operasi skala besar pada hari Senin (29/4/2024).

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Hizbullah Gempur Pangkalan Militer Israel di Palestina Utara Pakai Peluru Artileri
Media militer
Perlawanan Islam di Lebanon menargetkan markas Divisi 146 Israel di Ain al-Aramsheh, wilayah pendudukan di utara Palestina pada 17 April 2024. Kelompok perlawanan Islam di Lebanon, Hizbullah mengumumkan mereka melakukan operasi skala besar pada hari Senin (29/4/2024). 

Korban merupakan anggota senior Hizbullah yang tewas akibat serangan Israel pada Jumat (26/4/2024) jelang tengah malam waktu setempat.

“Perlawanan Islam menghidupkan kembali martir, Mujahid Rafi' Fayez Hassan 'Nasser Ali' yang lahir pada tahun 1974 dari kota Khiam di Lebanon selatan, yang bangkit sebagai seorang martir dalam perjalanan menuju Yerusalem," kata Hizbullah dalam pernyataannya.

Berdasarkan laporan tersebut, diperkirakan jumlah kematian anggotanya telah meningkat sejak 8 Oktober menjadi 286 orang.

Dukungan Hizbullah terhadap Jalur Gaza telah menghambat rencana perang pendudukan Israel di Palestina dan Lebanon saat ini dan di masa depan, katanya.

Dalam perkembangan lain yang dikutip dari Anadolu Agensi, 30 tentara cadangan Brigade Terjun Payung Pasukan Pendudukan Israel (IOF) membelot.

Dikatakan mereka menolak perintah Perdana Menteri (PM) Benyamin Netanyahu untuk mempersiapkan invasi darat ke kota Rafah, yang berbatasan dengan Mesir.

Penolakan ini kompak disuarakan puluhan anggota kompi terjun payung cadangan yang tergabung dalam Pasukan Terjun Payung regular.

Berita Rekomendasi

Mereka berdalih penolakan ini terpaksa dilakukan sebab puluhan pasukan telah lelah menghadapi pertempuran tak tak kunjung selesai.

"Prajurit merasa tidak mampu melanjutkan pertempuran di Gaza, setelah hampir 7 bulan berperang," ungkap laporan media lokal, Channel 12.

Menurut laporan tersebut, kelelahan menjadi alasan utama para tentara menolak perintah.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas