Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gerakan Mahasiswa Pro Palestina di AS & Eropa Kekuatan Baru Perjuangan Palestina, Dukungan Menggema

Gelombang protes mahasiswa AS yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam mendukung Gaza telah membongkar soft power Israel dan menyerahkannya kepada P

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in Gerakan Mahasiswa Pro Palestina di AS & Eropa Kekuatan Baru Perjuangan Palestina, Dukungan Menggema
Michael M. Santiago / KOLAM RENANG / AFP
Aksi mahasiswa pengunjuk rasa Pro-Palestina memberikan pidato tentang mengapa mereka mengganti nama Hamilton Hall menjadi "Hind's Hall" di Universitas Columbia pada tanggal 30 April 2024 di New York City. Polisi New York memasuki kampus Universitas Columbia pada akhir 30 April 2024 dan berada di depan sebuah gedung yang dibarikade oleh mahasiswa pengunjuk rasa pro-Palestina, seorang reporter AFP melihat. Lusinan orang berada di sekitar Hamilton Hall, di kampus Columbia di tengah Kota New York, ketika polisi tiba dan mulai mendorong pengunjuk rasa keluar, kata reporter tersebut. 

Gerakan Mahasiswa Pro Palestina di AS dan Eropa Menjadi Kekuatan Baru Perjuangan Palestina, Kekuatan Soft Power yang Semakin Besar

TRIBUNNEWS.COM- Gelombang protes mahasiswa AS yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam mendukung Gaza telah menjadi soft power bagi Palestina yang semakin hari kekuatannya semakin membesar.

Sebuah artikel ditulis oleh analis The Cradle, Mohamad Hasan Sweidan berjudul Intifada Mahasiswa AS: Kekuatan Lunak Baru Palestina.

Pada tanggal 18 April, mahasiswa Universitas Columbia di New York melakukan aksi duduk-duduk di halaman kampus, memprotes hubungan keuangan lembaga Ivy League dengan perusahaan-perusahaan yang terkait dengan pendudukan Israel di Palestina dan perang brutalnya di Gaza.

Demonstrasi dengan cepat menyebar ke universitas-universitas terkemuka AS lainnya, termasuk New York University, Yale, Massachusetts Institute of Technology (MIT), dan University of North Carolina, seiring dengan meningkatnya tuntutan untuk diakhirinya perang dan dukungan terhadap negara pendudukan.

Gelombang aktivis mahasiswa AS dan mahasiswa global yang semakin meningkat ini sangatlah penting.

Hal ini mewakili efek riak soft power dari Operasi Banjir Al-Aqsa yang dilakukan kelompok perlawanan.

Berita Rekomendasi

Dan seperti halnya gerakan mahasiswa AS yang bersejarah dan massal melawan apartheid di Afrika Selatan dan perang Vietnam, kemungkinan besar akan mulai menentang dukungan Amerika terhadap agresi Israel.

Baca juga: Ben-Gvir Serukan kepada Tentara IDF Bunuh Warga Gaza yang Menyerah untuk Mengatasi Masalah Penduduk

Selama beberapa dekade, AS telah menggambarkan Israel sebagai mercusuar demokrasi di kawasan yang didominasi oleh rezim otoriter, dan sering kali menyebut Israel sebagai “satu-satunya negara demokrasi” di Asia Barat untuk membenarkan dukungan mereka yang tak tergoyahkan.

Namun, perubahan persepsi publik baru-baru ini, khususnya di kalangan pemuda Barat, kini semakin menggambarkan Israel sebagai “teroris” dan “penjajah.”

Perubahan besar dalam wacana ini, yang didorong oleh penyebaran informasi dan aktivisme global, akan berdampak signifikan pada entitas Zionis.

Reputasi global Israel telah ternoda ketika Afrika Selatan mengajukan tuntutan genosida terhadap negara tersebut di Mahkamah Internasional (ICJ) awal tahun ini, yang merupakan pertama kalinya Israel menghadapi tuduhan semacam itu pada tingkat ini.

Pada bulan Maret, ICJ menuntut agar Israel mengambil tindakan segera dan efektif untuk memastikan masuknya pasokan makanan penting bagi penduduk Gaza, dengan menekankan kondisi kelaparan parah yang sudah terjadi.

 

 

 


Sebuah pukulan telak bagi 'Merek Israel'

“Soft power” didefinisikan oleh Joseph Nye sebagai “kemampuan untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan melalui ketertarikan, bukan paksaan atau tekanan.”

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas