Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS: Kami Hampir Mencapai Kesepakatan dengan Arab Saudi Soal Aspek Bilateral Normalisasi Israel

Kesepakatan AS-Arab Saudi yang hampir tercapai tersebut dilaporkan terkait aspek bilateral dari kerangka normalisasi hubungan dengan Israel 

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in AS: Kami Hampir Mencapai Kesepakatan dengan Arab Saudi Soal Aspek Bilateral Normalisasi Israel
FAYEZ NURELDINE / AFP
Bendera Arab Saudi dikibarkan di Riyadh pada Hari Kebangsaan Nasional, 23 September 2023. 

AS: Kami Hampir Mencapai Kesepakatan dengan Arab Saudi Soal Aspek Bilateral Normalisasi Israel

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Amerika Serikat (AS), pada Kamis (2/5/2024), menyatakan kalau pihaknya “sangat dekat” untuk mencapai kesepakatan dengan Arab Saudi dalam konteks normalisasi hubungan negara kerajaan itu dengan Israel.

Kesepakatan AS-Arab Saudi tersebut dilaporkan mengenai aspek bilateral dari kerangka normalisasi hubungan dengan Israel  lapor Anadolu.

Baca juga: Houthi Naik Darah Lihat Arab Diam Saat Israel Koleksi Kuburan Massal di Gaza, Serangan Diperluas

“Kami hampir mencapai kesepakatan mengenai bagian-bagian bilateral dari perjanjian normalisasi… Ada beberapa rincian yang harus terus kami kerjakan, namun kami pikir kami dapat mencapai kesepakatan mengenai rincian tersebut dalam waktu yang sangat singkat,” juru bicara Departemen Luar Negeri AS , Matthew Miller, mengatakan kepada wartawan.

“Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan pada bagian terpisah dari hal tersebut, yaitu proposal jalan menuju Negara Palestina,” tambahnya.

Miller menegaskan kembali posisi Arab Saudi mengenai normalisasi dengan Israel,.

Ada dua dua persyaratan dasar yang harus terpenuhi yaitu ketenangan di Gaza dan jalan menuju Negara Palestina yang merdeka.

BERITA REKOMENDASI

“Kami sudah sangat jelas, Arab Saudi sudah sangat jelas bahwa ini adalah paket kesepakatan yang mencakup komponen bilateral, dan juga mencakup jalan menuju dua negara,” kata Miller.

Pernyataan itu muncul setelah Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada hari Rabu kembali dari kunjungan tiga hari ke Timur Tengah, dengan singgah di Arab Saudi, Yordania, dan Israel.

Baca juga: Netral Ala Arab Saudi-UEA: Larang AS-Israel Pakai Wilayah Udara, Berbagi Info Intelijen Soal Iran

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyampaikan pidato dalam sesi Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos pada 17 Januari 2024.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyampaikan pidato dalam sesi Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos pada 17 Januari 2024. (Fabrice COFFRINI / AFP)

Ajak Negara Arab Kecam Iran

Dalam turnya ke negara-negara Arab tersebut, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyerukan integrasi pertahanan yang lebih erat di antara negara-negara Teluk Arab sebagai tanggapan terhadap ancaman Iran.

Seruan itu dilontarkan Antony Blinken saat mengunjungi Riyadh, Arab Saudi, untuk menghadiri Forum Ekonomi Dunia dan bertemu para timpalannya di kawasan itu.

AS menyalahkan Iran yang melakukan serangan balasan setelah Israel menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April.

Serangan Israel itu meruntuhkan sebagian besar kompleks itu dan menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi Iran (IRGC) termasuk Brigjen Mohammad Reza Zahedi, Komandan Pasukan Quds elit Iran.

Iran membalas Israel dengan meluncurkan Operasi Janji Sejati, yang menembakkan 300 drone dan rudal ke situs militer Israel pada 13 April 2024.

AS bersama mitranya Inggris, Prancis, dan Yordania melumpuhkan sebagian besar serangan Iran ke Israel.

AS sepenuhnya mengesampingkan serangan awal Israel terhadap konsulat Iran, yang dianggap sebagai serangan terhadap tanah Iran sesuai hukum internasional.

“Serangan ini menyoroti ancaman akut dan terus berkembang dari Iran tetapi juga keharusan bahwa kami bekerja sama dalam pertahanan terpadu," kata Antony Blinken, dikutip dari Maan News.

Dalam beberapa minggu ke depan, AS akan mengadakan pertemuan dengan blok enam negara di kawasan itu untuk integrasi pertahanan udara, rudal, dan keamanan maritim.

Akar Hubungan Israel dan Iran

Hubungan Israel dan Iran memburuk setelah revolusi Iran pada tahun 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomenei.

Revolusi tersebut menumbangkan kekuasaan Syah (Raja) Iran, Mohammad Reza Shah Pahlavi, yang merupakan sekutu Amerika Serikat (AS), Inggris, dan mitra Israel.

Setelah revolusi Iran, Israel menuduh Iran yang menerapkan kebijakan anti-Israel, telah mendanai front perlawanan seperti Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ), Hizbullah, Houthi, kelompok perlawanan Irak, Lebanon, dan Suriah untuk melawan Israel, sebuah tuduhan yang dibantah Iran.

Ketegangan Iran dan Israel baru-baru ini terjadi di tengah perang Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza setelah operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 34.488 jiwa dan 77.643 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (29/4/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Xinhua News.

(oln/anadolu/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas