Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

POLITICO: Israel Berniat Pindahkan 1,2 Juta Warga Palestina dari Rafah ke Garis Pantai Gaza

Laporan yang dipublikasikan oleh Politico mengungkapkan bahwa Israel berniat memindahkan 1,2 juta warga Palestina dari Rafah ke garis pantai Gaza.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
zoom-in POLITICO: Israel Berniat Pindahkan 1,2 Juta Warga Palestina dari Rafah ke Garis Pantai Gaza
AFP
Sebuah kamp untuk pengungsi di Rafah di Jalur Gaza selatan dekat perbatasan dengan Mesir pada 28 April 2024. - Laporan yang dipublikasikan oleh Politico mengungkapkan bahwa Israel berniat memindahkan 1,2 juta warga Palestina dari Rafah ke garis pantai Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Laporan yang dipublikasikan oleh Politico, yang mengutip para pejabat AS dan kelompok bantuan mengungkapkan bahwa Israel berniat memindahkan 1,2 juta warga Palestina dari Rafah ke garis pantai Gaza.

Pada hari Jumat (3/5/2024), mengutip pejabat AS dan kelompok bantuan, POLITICO melaporkan bahwa Israel memiliki rencana untuk memindahkan orang ke al-Mawasi.

Wilayah yang merupakan sebidang tanah di sepanjang pantai selatan Gaza.

"Tentara Israel dilaporkan mengirimkan peta daerah tersebut kepada pekerja bantuan minggu ini," kata POLITICO.

Rencana itu disusun sebagai persiapan menjelang invasi darat ke Rafah, yang ditentang banyak pihak.

Washington secara terbuka dan pribadi telah menyuarakan penolakannya terhadap invasi ke Rafah.

Pemerintahan Joe Biden mengancam akan mengubah kebijakan dukungannya terhadap Israel, jika invasi darat dilancarkan tanpa rencana yang kredibel untuk melindungi warga sipil.

BERITA TERKAIT

Di satu sisi, Israel mengatakan pihaknya akan berupaya memastikan evakuasi warga sipil yang aman dari Rafah.

Kota Rafah sekarang ini dipadati oleh warga Palestina yang tergusur dari rumah mereka di utara ketika pemboman Israel di Gaza berlangsung tanpa henti sejak 7 Oktober.

Dikutip dari Al Arabiya, Israel punya keyakinan bahwa para pejabat tinggi Hamas bersembunyi di bawah tanah di Rafah, kota yang terletak di sepanjang perbatasan dengan Mesir.

Gedung Putih mengaku belum melihat rencana komprehensif mengenai pemikiran Israel untuk melakukan invasi ke Rafah.

Baca juga: Israel Pertimbangkan Alternatif Serangan Besar di Perbatasan Mesir Jika Invasi Rafah Batal 

Sampai hari ini, Israel mengatakan akan memulai invasi darat ke Rafah “segera” tanpa memberikan tanggal pastinya.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan tentaranya akan terus melakukan invasi dengan atau tanpa perjanjian gencatan senjata.

AS, bersama dengan Mesir dan Qatar, telah bekerja keras untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang juga akan membebaskan para sandera yang ditahan oleh Hamas.

Badan-badan PBB memperingatkan 'pembantaian'

Kantor kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa serangan Israel di Rafah akan membahayakan nyawa ratusan ribu warga Gaza dan menjadi pukulan besar bagi operasi bantuan di seluruh wilayah kantong tersebut.

Israel telah berulang kali memperingatkan akan adanya operasi melawan Hamas di kota Rafah

“Ini bisa menjadi pembantaian warga sipil dan pukulan luar biasa terhadap operasi kemanusiaan di seluruh wilayah tersebut karena sebagian besar operasi tersebut dilakukan di Rafah,” kata Juru bicara kantor kemanusiaan PBB (OCHA), Jens Laerke pada konferensi pers di Jenewa.

Operasi bantuan di Rafah mencakup klinik medis, gudang yang berisi pasokan kemanusiaan, titik distribusi makanan dan 50 pusat untuk anak-anak yang menderita kekurangan gizi akut, kata Laerke.

OCHA akan melakukan segala kemungkinan untuk memastikan operasi bantuan terus berlanjut, bahkan jika terjadi serangan, dan sedang mempelajari cara untuk melakukan hal tersebut, tambahnya.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas