Israel Kuasai Penyeberangan Rafah yang Merupakan Jalur Penting Keluar Masuk Gaza dan Mesir
Pasukan Israel kini telah mengambil alih penyeberangan Rafah, jalur penting untuk pengiriman bantuan dan evakuasi warga Palestina ke Mesir.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Febri Prasetyo
Namun, pihaknya menyatakan akan mengirim delegasi ke Mesir untuk melanjutkan perundingan.
Seorang pejabat Mesir dan seorang diplomat Barat mengatakan rancangan proposal yang diterima Hamas hanya memiliki sedikit perubahan kata-kata dari versi yang sebelumnya disarankan AS dan disetujui Israel.
Perubahan tersebut dilakukan melalui konsultasi dengan pimpinan CIA William Burns, yang menyetujui rancangan tersebut sebelum mengirimkannya ke Hamas.
Gedung Putih mengatakan Burns sedang mendiskusikan tanggapan Hamas dengan Israel dan pejabat regional lainnya.
Menurut salinan yang dirilis oleh Hamas setelah diterima, proposal tersebut menguraikan pembebasan bertahap para sandera bersamaan dengan penarikan bertahap pasukan Israel dari seluruh Jalur Gaza dan diakhiri dengan “ketenangan berkelanjutan,”.
"Ketenangan berkelanjutan" didefinisikan sebagai penghentian permanen aksi militer dan permusuhan Israel."
Pada tahap pertama gencatan senjata yang berlangsung selama 42 hari, Hamas akan membebaskan 33 sandera – termasuk wanita, anak-anak, orang lanjut usia, dan orang sakit – sebagai imbalan atas pembebasan ratusan warga Palestina di penjara Israel, dan sebagian pasukan Israel akan mundur dari sebagian Gaza.
Kedua pihak kemudian akan merundingkan persyaratan tahap berikutnya, yang mana warga sipil dan tentara yang tersisa akan dibebaskan, sementara pasukan Israel akan menarik diri dari wilayah Gaza lainnya.
Hamas menuntut diakhirinya perang dan penarikan penuh pasukan Israel sebagai imbalan atas pembebasan semua sandera.
Di depan umum, para pemimpin Israel telah berulang kali menolak proposal tersebut, dan bersumpah untuk terus melanjutkan serangan mereka sampai Hamas hancur.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)