Mata-mata Israel-AS Ditangkap, Ketahuan Lacak Posisi Houthi sebelum Jet AS Ngebom Yaman
Yaman menangkap mata-mata Israel dan AS. Mereka bertugas melacak posisi Houthi sebelum jet AS dan Inggris membombardir situs militer Houthi di Yaman.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
Media Badan Keamanan Yaman akan merilis beberapa pengakuan mata-mata tersebut dan nama beberapa pemimpin Force 400, di media nasional pada Selasa (7/5/2024) sekitar pukul tiga sore ini.
AS dan Israel sejauh ini belum mengomentari klaim Badan Keamanan Yaman tersebut.
Pemerintah Yaman di Sana'a dan kelompok Houthi menyatakan solidaritas untuk rakyat Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza dan mulai menargetkan kapal-kapal terkait Israel serta sekutunya, AS dan Inggris, di kawasan Laut Merah pada 19 November 2023.
Jumlah Korban
Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 34.683 jiwa dan 78.018 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (5/5/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Israel memperkirakan, kurang lebih ada 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel