Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Korban Terus Berjatuhan di Rafah oleh Serangan Masif Israel, Satu-satunya Rumah Sakit Ditutup

Korban warga sipil Palestina di Kota Rafah terus berjatuhan karena masifnya serangan darat dan udara oleh pasukan Israel.

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in Korban Terus Berjatuhan di Rafah oleh Serangan Masif Israel, Satu-satunya Rumah Sakit Ditutup
AFP/Al Mayadeen
Asap membumbung ke udara pasca pemboman Israel atas Kota Rafah di Gaza Selatan pada 11 Februari 2024. 

TRIBUNNEWS.COM - Korban warga sipil Palestina di Kota Rafah terus berjatuhan karena masifnya serangan darat dan udara oleh Israel terhadap kota di Gaza Selatan tersebut.

Diantara para korban adalah anak-anak. Salah satu bom dijatuhkan oleh jet tempur Israel ke kawasan kamp pengungsian warga Gaza di Rafah yang mengakibatkan warga berlarian menyelamatkan diri.

Asap membumbung di mana-mana di kawasan Kota Rafah seiring terus berlanjutnya operasi invasi darat dan udara oleh pasukan Israel.

Mengutip Al Jazeera, Israel telah menyita dan menutup penyeberangan Rafah di Gaza dan menimbulkan kekhawatiran bahwa pasokan yang sudah langka akan semakin terkuras dan menyebabkan bencana “bencana”.

Setidaknya 34.789 orang telah tewas dan 78.204 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober mencapai 1.139 orang dengan puluhan orang masih ditawan.

Kepala Kemanusiaan PBB Marin Griffits mengatakan situasi di Gaza berada pada ‘titik kritis’ dan perintah evakuasi Israel di Rafah akan mengakibatkan “lebih banyak kematian dan pengungsian”. Ia kembali menegaskan, warga sipil yang memilih tinggal di Rafah harus tetap dilindungi.

BERITA REKOMENDASI

“Keputusan yang diambil hari ini dan konsekuensinya terhadap penderitaan manusia akan dikenang oleh generasi setelah kita,” kata Griffiths dalam sebuah pernyataan.

Tentara Israel telah merebut dan menutup perbatasan Rafah antara Jalur Gaza dan Mesir, yang berfungsi sebagai jalur utama masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza selama perang berlangsung.

Akibatnya, Gaza secara efektif terputus dari bantuan kemanusiaan.

Menurut klaim Israel, Rafah adalah benteng terakhir Hamas. Hingga Selasa pagi, 7 Mei 2024, sehari setelah IDF mendesak warga Palestina di sisi timur Rafah untuk mengungsi, pasukan IDF bergerak masuk dan segera mengambil alih penyeberangan Rafah.

Menteri Partai Persatuan Nasional Benny Gantz sebelumnya sudah mengeluarkan ancaman bahwa pasukan IDF akan memasuki Rafah jika sampai Ramadhan Hamas tidak kunjung membebaskan sandera mereka, para warga Israel.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga berulang kali mengeluarkan ultimatum yang mengancam.

Kekalahan Hamas tidak akan lengkap, kata mereka, jika IDF tidak membongkar tiga atau empat batalyon Hamas yang masih berdiri di sana, yang menjadi benteng terakhir Hamas.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas