Penasihat Pemimpin Tertinggi Iran: Teheran Bakal Ubah Doktrin Nuklir Jika Terancam oleh Israel
Seorang penasihat Pemimpin Tertinggi Iran mengatakan bahwa Teheran bakal mengubah doktrin nuklirnya, jika Israel mengancam keberadaannya.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
Mereka memandang solusi dua negara sebagai hal yang penting untuk perdamaian permanen.
Stasiun penyiaran nasional Irlandia RTE mengatakan pada hari Kamis bahwa Spanyol, Irlandia, Slovenia dan Malta telah menunggu pemungutan suara di PBB dan sedang mempertimbangkan pengakuan bersama pada tanggal 21 Mei.
Ketika ditanya di stasiun radio lokal Spanyol, RNE, apakah tanggal 21 Mei negara-negara tesebut akan mengakui Negara Palestina, Borrell menjawab "Ya".
Baca juga: Negosiasi dengan Hamas Gagal, Pemerintahan Israel Hampir Runtuh, Dua Menteri Dewan Perang Mundur
"Ini adalah tindakan simbolis yang bersifat politis," ucap Borrell.
"Lebih dari sekedar negara, mereka mengakui keinginan negara tersebut untuk ada," katanya, seraya menambahkan bahwa Belgia dan negara-negara lain mungkin akan mengikuti jejaknya.
Pertempuran Jarak Dekat Israel dan Hamas di Rafah
Militer Israel mengaku terus melakukan operasi di beberapa daerah di Rafah timur.
Bahkan pasukan Israel dilaporkan terlibat dalam pertempuran jarak dekat dengan pejuang Hamas.
Menurut pernyataan militers, selama hari terakhir, jet tempur Israel juga menyerang seluruh Gaza tengah dan utara, mencapai total 40 sasaran.
Dikatakan jet tempur dan helikopter serang Israel telah digunakan dalam operasi melawan pejuang Palestina.
“40 sasaran teroris dihancurkan di seluruh Jalur Gaza selama beberapa hari terakhir, termasuk di Rafah selatan," terang militer Israel, Al Jazeera melaporkan.
Sejumlah daerah yang diserang pesawat-pesawat tempur adalah lokasi di mana roket dan granat berpeluncur roket ditembakkan ke wilayah Israel dan perbatasan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) dengan Gaza.
"Jet tempur juga menyerang sasaran di lingkungan Zeitoun Kota Gaza dan pesawat tempur serta helikopter tempur menyerang sasaran di wilayah tengah wilayah Palestina," kata militer dalam serangkaian unggahan di media sosial.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)