Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS, Negara yang Klaim Paling Demokratis di Dunia Tapi Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap Paksa

Amerika Serikat (AS) sejak dulu kerap mengklaim sebagai negara besar paling demokratis di dunia.

Penulis: Hasanudin Aco
zoom-in AS, Negara yang Klaim Paling Demokratis di Dunia Tapi Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap Paksa
AFP/CHARLY TRIBALLEAU
Petugas NYPD menangkap mahasiswa saat mereka mengusir sebuah gedung yang telah dibarikade oleh pengunjuk rasa mahasiswa pro-Palestina di Universitas Columbia, di New York City pada tanggal 30 April 2024. - Polisi New York memasuki kampus Universitas Columbia pada akhir 30 April 2024 dan berada di depan sebuah gedung yang dibarikade oleh mahasiswa pengunjuk rasa pro-Palestina, seorang reporter AFP melihat. Lusinan orang berada di sekitar Hamilton Hall, di kampus Columbia di tengah Kota New York, ketika polisi tiba dan mulai mendorong pengunjuk rasa keluar, kata reporter tersebut. (Photo by CHARLY TRIBALLEAU / AFP) 

“Mahasiswa melakukan protes di seluruh negeri karena mereka yakin pemerintah kita telah gagal mengakui rasa kemanusiaan semua orang,” kata Bush pada konferensi pers bersama para mahasiswa.

“Mereka melakukan protes karena menentang sikap diam dan keterlibatan pemerintah kami dalam kematian sedikitnya 35.000 warga Palestina,” tambah dia.

Pernyataannya muncul setelah polisi membubarkan tenda perkemahan pro-Palestina di GWU pada Rabu pagi.

Ratusan mahasiswa menyatakan dukungan untuk masyarakat Palestina di Gaza dan mereka menuntut agar kampus mereka memutuskan hubungan dengan Israel.

Mengundang rekan-rekannya di Kongres AS untuk bergabung dengan dirinya dan Tlaib serta “para mahasiswa pemberani sepanjang sejarah,” Bush mengatakan, “Kita harus mendengar tuntutan para mahasiswa ini karena kami sangat yakin bahwa perubahan harus terjadi.”

Protes pro-Palestina yang digelar di kampus telah berlangsung sejak 17 April lalu, ketika mahasiswa Universitas Columbia di New York meluncurkan sebuah perkemahan sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza dan menuntut agar sekolah mereka memutuskan hubungan dengan Israel.

Polisi usir 'secara paksa' para demonstran

Berita Rekomendasi

Seorang mahasiswa dari GWU, Kali, mengatakan perkemahan mereka dan aksi protes terhadap genosida yang sedang berlangsung di Gaza dengan cepat mendapat dukungan masyarakat yang luar biasa “lebih dari yang pernah kami bayangkan.”

“Kami, sebagai mahasiswa Amerika menyadari bahwa merupakan keharusan moral kami sebagai manusia untuk mengambil sikap tegas terhadap keterlibatan universitas kami dalam genosida ini dan semua kekejaman yang telah dilakukan Israel terhadap masyarakat adat Palestina selama lebih dari 75 tahun,” ungkap Kali.

Siswa lainnya, Miriam, mengatakan GWU telah membuang hampir semua sumber daya yang ditinggalkan di perkemahan setelah Departemen Kepolisian Metropolitan secara paksa mengusir semua demonstran.

Moataz, siswa lainnya, mengatakan dia mengalami cedera serius di tangan kirinya akibat intervensi polisi dan terkena gas merica yang intens.

“Serangan brutal terhadap mahasiswa dan anggota komunitas DC tadi malam dilakukan atas permintaan Universitas George Washington,” tambah dia.

Di saat bentrokan dengan polisi di Universitas Columbia, Universitas Negeri Portland, dan Universitas California, Los Angeles (UCLA) telah menarik perhatian global, di sisi lain demonstrasi dan aksi duduk juga digelar di kampus-kampus di beberapa wilayah Eropa, termasuk Prancis, Belanda dan Swiss.​​​​​​​​

Sumber: AP/Anadolu

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas