Terungkap Wilayah Yaesu Tokyo Jepang Berkaitan Erat dengan Jakarta
Kapal segel merah adalah kapal yang berdagang dengan segel merah (izin perjalanan yang dicap dengan segel merah shogun Tokugawa) melalui diplomasi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Daerah Yaesu di Tokyo Jepang ternyata punya kaitan erat dengan Jakarta Indonesia di masa lalu.
Menjadi pertanyaan dari mana asal nama Yaesu Tokyo Jepang itu?
"Awalnya dari nama orang Belanda bernama Jan Joosten van Lodensteyn," ungkap seorang ahli sejarah Jepang yang tak mau disebut namanya kepada Tribunnews.com Senin (13/5/2024).
Jan Joosten van Lodensteyn (1556 - 1623) adalah seorang navigator Belanda dan pedagang segel merah.
Nama Jepangnya adalah Ya Yangtze menikahi wanita Jepang dan tinggal di Jepang.
Lewat Laut Cina Selatan, melakukan perjalanan sebagai pedagang di kapal "De Liefde" dan pada tanggal 27 Juni 1598 dari Rotterdam ke Jepang, di mana ia tiba di Jepang pada tanggal 19 April 1600.
Baca juga: Semakin Banyak Warga Singapura dan Jepang Pilih Melajang, Tolak Menikah, Ini Penyebabnya
Jan Joosten kemudian berlayar dalam konvoi lima kapal (yang bukan milik Perusahaan Hindia Timur Belanda yang baru didirikan pada 1602), melalui rute Selat Magellan yang tidak biasa.
Satu kapal berbalik di Selat dan berlayar kembali ke Rotterdam.
Setelah banyak kemalangan dan hilangnya tiga dari lima kapal, hanya cintalah yang membuatnya tiba di Jepang pada 19 April 1600.
Belakangan menikahi wanita Jepang.
Kapal segel merah adalah kapal yang berdagang dengan segel merah (izin perjalanan yang dicap dengan segel merah shogun Tokugawa) melalui diplomasi.
Dikatakan telah dimulai dengan Toyotomi Hideyoshi, tetapi tidak ada konfirmasi bahwa sistem itu wajib, dan dikatakan bahwa itu dilembagakan dari zaman Tokugawa Ieyasu.
Jan Joosten adalah asal mula nama tempat Yaesu di sekitar Stasiun Tokyo saat ini, distrik Chuo (timur Stasiun Pusat Tokyo).