Alice Munro, Penulis Pemenang Nobel Asal Kanada Meninggal di Usia 92 Tahun
Dianugerahi Penghargaan Buku Internasional atas karyanya tahun 2009, dan Hadiah Nobel Sastra pada tahun 2013, Munro didiagnosis menderita demensia.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
Munro memutuskan ingin menjadi penulis ketika berusia 11 tahun.
Sejak itu, ia tidak pernah ragu dalam pilihan kariernya.
“Saya pikir, mungkin saya berhasil melakukan ini karena saya tidak punya bakat lain,” ungkapnya dalam sebuah wawancara.
"Saya sebenarnya bukan seorang intelektual," kata Munro.
"Tidak ada hal lain yang benar-benar membuat saya tertarik untuk melakukannya, jadi tidak ada yang mengganggu kehidupan banyak orang," bebernya.
“Bagiku, hal itu selalu tampak seperti keajaiban," terangnya.
Karya Alice Munro
Cerita pertama Munro, The Dimensions of a Shadow, diterbitkan pada tahun 1950, saat dia belajar di University of Western Ontario.
Total, Munro tiga kali dianugerahi Penghargaan Gubernur Jenderal untuk fiksi.
Baca juga: Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Iran, Narges Mohammadi Lakukan Aksi Mogok Makan
Yang pertama untuk Dance of the Happy Shades, kumpulan cerita yang diterbitkan pada tahun 1968.
Who Do You Think You Are (1978) dan The Progress of Love (1986) juga memenangkan penghargaan tertinggi di Kanada kehormatan sastra.
Cerpennya kerap dimuat di halaman majalah bergengsi, seperti The New Yorker dan The Atlantic.
Koleksi karyanya yang terakhir, Dear Life, diterbitkan pada tahun 2012.
Tokoh-tokoh dalam cerita Munro sering kali adalah anak perempuan dan perempuan yang menjalani kehidupan yang tampaknya tidak biasa.
Namun memiliki kisah perjuangan dengan berbagai permasalahan, mulai dari pelecehan seksual dan pernikahan yang terhambat hingga cinta yang tertekan dan kerusakan akibat usia.
Dia sering disamakan dengan Anton Chekhov, orang Rusia abad ke-19 yang terkenal karena cerita pendeknya yang brilian.
Ini adalah sebuah perbandingan yang dibuat oleh Akademi Swedia ketika menganugerahinya Hadiah Nobel.
Menyebut Munro sebagai “ahli cerita pendek kontemporer”.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)