AS Kelabakan Tingkah Laku Houthi Teror Kapal di Laut Merah, Mengadu ke PBB Tuduh Iran Biang Kerok
Amerika Serikat meminta Iran untuk menghentikan pengiriman senjata besar-besaran kepada militan Houthi Ansarallah
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Nanda Lusiana Saputri
![AS Kelabakan Tingkah Laku Houthi Teror Kapal di Laut Merah, Mengadu ke PBB Tuduh Iran Biang Kerok](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/petempur-milisi-houthi-dengan-latar-belakang-bendera-yaman.jpg)
Akan tetapi, kapal itu kemudian berada di tengah eskalasi yang muncul setelah perang di Jalur Gaza meletus pada bulan sesudahnya.
USS Carney menjadi kapal perang pertama AS yang melawan pesawat nirawak dan rudal Houthi. Kapal itu bertugas melindungi Israel.
Houthi kemudian mengubah taktik pada bulan November. Kelompok itu melakukan blokade di Laut Merah dan Laut Arab.
Houthi menutup lautan itu bagi kapal-kapal yang diduga terkait Israel.
USS Carney mengawal kapal dagang dan melindunginya dari serangan Houthi. Kapal perang itu kemudian menjadi target pesawat nirawak dan rudal Houthi.
Pada awal Januari lalu, kapal tersebut mulai menembakkan rudal penjelajah ke arah target yang berada di Yaman.
Serangan itu, ditujukan untuk mengurangi potensi serangan Houthi ke kapal-kapal Israel.
Baca juga: Bahas Houthi di PBB, AS Malah Tuduh Iran Persenjatai Milisi Yaman dan Lawan Israel
“Saya tidak bisa lebih bangga lagi atas apa yang tim Carney lakukan sejak September,” kata Kepala Operasi Angkatan Laut AS, Laksamana Lisa Franchetti, saat upacara penyambutan Carney di Norfolk, dikutip dari Sputnik News.
Franchetti menyebut, Carney sudah terlibat dalam 51 pertempuran selama 6 bulan dikerahkan.
AS tidak menjelaskan alasan Carney meninggalkan Laut Merah sebelum memulai pelayaran panjang menyeberangi Atlantik.
Setelah mengisi perbekalan, kapal itu diperkirakan akan kembali ke pangkalannya di Mayport, Florida.
Carney adalah kapal perang terakhir dari dua koalisi Barat (Operation Prosperity Guardian dan Operation Aspides) yang meninggalkan Laut Merah.
Bulan lalu kapal fregat Jerman bernama Hassen meninggalkan kawasan itu untuk kembali ke Jerman.
Pada waktu yang sama pemimpin Houthi menjanjikan jalur aman bagi negara-negara Eropa asalkan kapal tidak mengarah ke Israel.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.