AS Sebut Perang di Gaza Dorong Ketidakstabilan, Singgung Indonesia sebagai Negara Muslim Terbesar
AS mengatakan perang di Jalur Gaza antara Israel dan Hamas mendorong terjadinya ketidakstabilan, termasuk di kawasan Indo-Pasifik.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM – Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Kurt Campbell mengatakan perang di Jalur Gaza antara Israel dan Hamas mendorong terjadinya ketidakstabilan, termasuk di kawasan Indo-Pasifik.
Campbell kemudian menyinggung negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, yang memilki banyak penduduk muslim.
“Kita terkadang lupa bahwa masyarakat muslim terbesar pada kenyataannya berada di Asia Tenggara, di negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, dan Brunei,” kata Campbell saat KTT Muda NATO di Miami pada hari Senin, (13/5/2024), dikutip dari The Jerusalem Post.
Dia berujar negara-negara di kawasan Asia Tenggara menginginkan langkah maju ke arah solusi politik.
“Solusi politik yang di dalamnya hak-hak rakyat Palestina lebih dihormati,” katanya.
“Negara-negara ini sangat menginginkan kita untuk menuju ke masa setelah perang Gaza, yang di dalamnya Gaza dibangun kembali dan ada solusi politik.”
“Jika kita akan sampai ke titik itu, Amerika Serikat tidak akan sendirian dalam membantu pembangunan kembali Gaza dan kita akan memintakan peran yang sangat penting dalam hal itu, baik secara politik maupun struktural.”
Campbell turut mengatakan bahwa AS di bawah Presiden Joe Biden masih sangat mendukung Israel.
Sebelumnya, AS menangguhkan pengiriman senjata ke Israel karena negara Zionis itu nekat menyerang Kota Rafah di Gaza.
AS mengklaim penangguhan itu secara spesifik terkait dengan penolakan AS atas strategi Israel di Gaza.
Campbell menyebut tak ada pemimpin AS yang bertindak banyak untuk Israel seperti Biden.
Baca juga: Akhirnya AS Akui Israel Tak Akan Bisa Kalahkan Hamas Sepenuhnya, End Game Wajib Ada
Dia mengklaim Biden sangat berkomitmen terhadap keamanan Israel sepanjang karier politiknya.
“Presiden bangga dengan fakta bahwa dia berdiri bersama Israel saat masa paling gelap dan susahnya. Namun, pada waktu yang sama kita berkomitmen akan suatu masa depan yang mendukung solusi dua negara,” katanya.
IDF dan AS berselisih
AS mengklaim Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tak mampu mengalahkan Hamas di Gaza, termasuk di Rafah saat ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.