AS Sebut Perang di Gaza Dorong Ketidakstabilan, Singgung Indonesia sebagai Negara Muslim Terbesar
AS mengatakan perang di Jalur Gaza antara Israel dan Hamas mendorong terjadinya ketidakstabilan, termasuk di kawasan Indo-Pasifik.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Sebagai contoh, Wakil Menteri Luar Negeri AS Vedant Patel sudah mengatakan Israel tak akan bisa mengalahkan Hamas sepenuhnya.
Hal itu disampaikan Patel saat Israel tengah melancarkan operasi militer di Kota Rafah.
Dia dan pejabat AS lainnya mendesak Israel agar menghentikan serangan di Rafah. Mereka mengimbau negara Zionis itu untuk memilih jalur diplomasi.
Patel menyebut harus ada end game atau ‘tahap akhir perang’ di Gaza.
“Israel punya tanggung jawab untuk mengaitkan operasi militer mereka dengan tahap akhir perang yang benar-benar jelas dan strategis,” kata Patel kepada wartawan di Washington, AS, pada hari Selasa, (14/5/2024),
Di sisi lain, IDF tidak sependapat dengan klaim AS itu dan berulang kali menolaknya.
Menurut IDF, pihaknya mampu mengalahkan Hamas secara militer dan sebagian besar sudah selesai.
Baca juga: Mesir Kecam Tuduhan Israel soal Penyeberangan Rafah: Jangan Memutarbalikkan Fakta
Namun, jika Netanyahu tidak menerima rencana tentang Gaza selepas perang, Israel bisa mengalami kekalahan diplomatik.
IDF menyebut kekalah itu bisa membuat Hamas kembali lagi.
Pada waktu yang sama IDF dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallat makin keras mengkritik Netanyahu karena tidak menerima rencana itu.
Gaza terkini
Pasukan Israel dilaporkan masuk ke Gaza utara pada hari Senin untuk mengambil alih wilayah itu dari para pejuang Hamas.
Sementara itu, di Gaza selatan, tank-tank israel mulai masuk ke Rafah.
Operasi militer Israel di Rafah telah menutup pintu masuk utama aliran bantuan ke Gaza. Kelompok kemanusiaan menyebut hal itu memperburuk situasi yang sudah parah.
Ratusan ribu warga Palestina di Rafah kini pergi mengungsi lagi ke tempat lain. Sebelumnya, Rafah menjadi tempat berlindung warga Palestina yang lari dari serangan Israel di Gaza utara.
Otoritas kesehatan di Gaza mendesak pintu masuk bantuan itu dibuka lagi.
Adapun seorang staf keamanan PBB tewas pada hari Senin setelah kendaraan PBB yang menuju ke rumah sakit di Gaza diserang Israel.
(Tribunnews/Febri)