Kasus Penyakit 'Pemakan Daging' Melambung di Jepang, Angka Kematian Disebut Capai 30 Persen
Kasus streptococcal toxic shock syndrome (STSS) dilaporkan melonjak di Jepang.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Kasus streptococcal toxic shock syndrome (STSS) dilaporkan melonjak di Jepang.
NHK pada hari Rabu (15/5/2024), melaporkan bahwa tingkat penyebaran STSS sudah mencetak rekor tertinggi.
Adapun STSS adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh penyakit yang punya potensi "memakan daging".
Institut Nasional Penyakit Menular Jepang mengatakan, per 5 Mei lalu tercatat sudah ada 801 kasus STSS tahun ini.
Angka itu hampir tiga kali lipat lebih banyak daripada jumlah kasus pada periode yang sama pada tahun lalu.
Dalam tiga bulan pertama tahun ini, Jepang melaporkan 500 kasus.
STSS disebut memiliki fatality rate atau angka kematian hingga 30 persen. Penyakit itu muncul ketika infeksi menyebar ke seluruh badan.
Bakteri penyebab infeksi itu disebut sebagai "pemakan daging" karena menyebabkan nekrosis anggota bagian tubuh dan kegagalan organ.
Gejala yang dirasakan penderita STSS di antaranya sakit tenggorokan, demam, diare, muntah, dan lesu.
Dokter memperingatkan, bahwa infeksi bisa terjadi lewat luka yang terbukan.
Virus penyebab STSS itu kebanyakan berdampak terhadap orang-orang berumur 30 tahun atau lebih.
Baca juga: ISPA Hingga Gangguan Pencernaan Jadi Penyakit yang Sering Muncul Saat Ibadah Haji
Dalam beberapa kasus, penyakit itu bisa mematikan, misalnya bagi lansia.
Pakar kesehatan menyebut, kasus STSS di Jepang dikaitkan dengan strain khusus dari kelompok A Streptococcus yang disebut M1UK.
Menurut data Pusat Pencegahan dan Penanganan Penyakit, strain itu dianggap sangat menular dan sudah menyebar selama beberapa tahun terakhir.