Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Situasi di Ukraina 'Luar Biasa Mengerikan', AS Disebut Sudah Kirim Kontraktor Pertahanan

Amerika Serikat (AS) mengakui bahwa situasi di Ukraina saat ini 'luar biasa mengerikan'.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Situasi di Ukraina 'Luar Biasa Mengerikan', AS Disebut Sudah Kirim Kontraktor Pertahanan
Kementerian Pertahanan Rusia
Pasukan Rusia menyerang posisi Ukraina dengan mortar. --- Amerika Serikat (AS) mengakui bahwa situasi di Ukraina saat ini dalam posisi buruk dalam perangnya melawan Rusia. 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) mengakui bahwa situasi di Ukraina saat ini "luar biasa mengerikan".

Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) AS, Vadant Patel, menyebut Ukraina sedang dalam posisi buruk dalam perangnya melawan Rusia.

Pasukan Ukraina didera sejumlah kekalahan di medan tempur timur dalam beberapa bulan belakangan.

Saat ini, Ukraina mendesak ke utara sejak Rusia melancarkan serangan ke kawasan Kharkiv.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyempatkan diri berkunjung ke Ukraina pekan ini guna memberikan dukungan kepada negara itu.

"Jelas sekali situasinya luar biasa mengerikan," kata Patel kepada awak media pada hari Kamis, (16/5/2024), dikutip dari Russia Today.

"Kami tahu bahwa saat ini adalah masa sulit, tetapi kami yakin bahwa bantuan militer akan membuat perbedaan besar di medan perang."

Berita Rekomendasi

Patel berujar Blinken telah mengumumkan paket bantuan tambahan senilai $2 miliar tatkala berkunjung ke negara bekas Uni Soviet itu.

Wakil Jubir Kemenlu AS Vedant Patel mengatakan kepada wartawan bahwa tindakan militer Israel di Gaza tidak sebanding dengan operasi Rusia di Ukraina.
Wakil Jubir Kemenlu AS Vedant Patel mengatakan kepada wartawan bahwa tindakan militer Israel di Gaza tidak sebanding dengan operasi Rusia di Ukraina. (Tangkapan Layar Twitter/X)

Para pejabat Rusia mengeklaim, Ukraina punya kesempatan untuk membuat perjanjian damai dengan Moskwa tahun 2022.

Dalam perjanjian itu Ukraina akan mendapatkan status netral. Namun, kekuatan militer Ukraina akan dibatasi sebagai ganti atas jaminan keamanan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, menurut pejabat Rusia, justru memilih untuk melanjutkan perang.

Baca juga: Putin Tak Takut bila Ukraina dan Barat Coba Ultimatum Rusia dengan Resolusi dari Zelensky

Zelensky mengeklaim, bantuan Barat akan membuat negaranya mampu merebut kembali wilayah yang dicaplok Rusia.

Kini para pemimpin Ukraina menyalahkan kurangnya bantuan Barat sehubungan dengan kegagalan militer Kiev.

Meski demikian, para pejabat Ukraina berhati-hati agar tidak menyebut AS secara spesifik.

Ketika ditanya oleh ABC News tentang apakah situasi buruk di Kharkiv disebabkan oleh kesalahan AS, Zelensky memilih menyebut hal itu sebagai "kesalahan dunia" yang memberi Rusia kesempatan untuk melakukan gerak maju.

Adapun aliran bantuan senjata AS ke Ukraina sempat terhenti tahun lalu karena ada perselisihan pendapat di DPR AS.

Perselisihan itu muncul setelah pemerintah AS membuat permintaan bantuan tambahan senilai $61 miliar untuk Ukraina. Perbedaan pendapat itu bisa diakhiri pada bulan April lalu.

NATO pertimbangkan kirim pasukan

Media kenamaan AS bernama New York Times atau NYT menyebut beberapa negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) "makin dekat" mengirimkan tentara ke Ukraina guna melatih pasukan Ukraina.

Bahkan, beberapa kontraktor militer dilaporkan sudah berada di Ukraina untuk memperbaiki senjata AS di Ukraina.

Ukraina saat ini kekurangan pasukan sehingga meminta AS dan NATO untuk membantu melatih 150.000 tentara baru.

Media itu menyebut, pengiriman tentara akan membuat AS dan Uni Eropa makin terlibat langsung dalam perang Ukraina-Rusia.

Baca juga: Zelensky Ejek Rusia Baru Capai Baris Pertama Ukraina, Putin: Tak Ada Niat Caplok Kharkov

Gedung Putih secara terang-terangan sudah menolak pengiriman tentara pelatih. Namun, Kepala Staf Gabungan merasa pengiriman itu tak bisa dihindari.

Jenderal Charels Q. Brown, Jr. juga berkata yang mirip saat pergi ke Brussles, Belgia.

"Pada akhirnya ktia akan berada di sana, seiring waktu," kata Brown, Jr.

NYT menyebut, satu masalah dalam pengiriman instruktur NATO ke Ukraina ialah memindahkan sistem pertahanan udara dari medan tempur guna melindungi para instruktur dari rudal Rusia.

Padahal, saat ini jumlah sistem pertahanan udara milik Ukraina sudah sedikit alias langka.

Tank Ukraina menembaki posisi pasukan Rusia di wilayah Donbass
Tank Ukraina menembaki posisi pasukan Rusia di wilayah Donbass (Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina)

Menurut NYT, AS akan diwajibkan melindungi setiap instruktur NATO di Ukraina dari serangan.

"Berpotensi menyeret Amerika ke dalam perang," kata NYT.

Pada bulan Februari lalu Presiden Prancis Emmanuel Macron sudah menyinggung kemungkinan pengiriman pasukan NATO ke Ukraina.

Macron menyebut, potensi pengiriman itu tidak bisa dikesampingkan.

Seperti Macron, Estonia dan Lithuania juga mendukung pengiriman instruktur dan pasukan.

Di sisi lain, AS masih menyatakan tidak akan mengirimkan pasukannya atau instrukturnya di Ukraina.

Baca juga: Jual Beli Serangan Drone di Kamis Malam, 108 UAV Ukraina Dibalas 20 Shahed Rusia

AS juga meminta sekutunya sesama anggota NATO untuk tidak melakukannya.

Sementara itu, Inggris, Prancis, dan Jerman tengah mematangkan rencana mengirim kontraktor guna merawat senjata di medan tempur.

AS sendiri sudah melarang kontraktor pertahanan pergi ke Ukraina. Namun, ada yang diizinkan.

"Sejumlah kecil sudah diizinkan, di bawah otoritas Kemenlu, untuk berkerja pada sistem senjata spesifik seperti sistem pertahanan udara Patriot," ujar NYT.

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas