Kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi Dirayakan Penentangnya dengan Kembang Api dan Menari
Aktivis perempuan Masih Alinejad, mengatakan ini satu-satunya kecelakaan dalam sejarah yang membuat orang khawatir jika ada yang selamat.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Iran Ebrahim Raisi dikabarkan meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter di Azerbaijan Timur. Pendukungnya dari kalangan konservatif berduka.
Namun, di sisi lain, sebagian orang Iran menyambut gembira kabar tersebut. Terutama mereka yang menentang kepemimpinan Raisi.
Bahkan diaspora Iran di London, Inggris, merayakannya dengan bersorak dan menyalakan kembang api seperti tampak pada unggahan sejumlah akun media sosial X (Twitter).
Mereka keluar turun ke jalan untuk menunjukkan kebahagiaannya. Bahkan menggelar pesta dansa di depan Kedutaan Besar Republik Islam Iran.
Kegembiraan itu sudah tersiar bahkan sebelum kematian Raisi diberitakan sejumlah media.
"Ini satu-satunya kecelakaan dalam sejarah yang membuat orang khawatir jika ada yang selamat," demikian dikatakan oleh aktivis hak-hak perempuan Masih Alinejad, seperti dikutip Iran International, Senin (20/5/2024).
Diaspora Iran di seluruh dunia turun ke jalan, menari dan merayakan kemungkinan kematian presiden boneka rezim Republik Islam Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter.
Kebanyakan di antara mereka adalah keturunan para pendukung Raja Reza Pahlavi yang ditumbangkan Revolusi Islam 1979.
Baca juga: Reaksi Dunia, Hamas, hingga Houthi Yaman atas Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi
Kecelakaan helikopter itu tak hanya menewaskan Raisi, tapi juga Menteri Luar Negeri, Hossein Amir-Abdollahian.
Iran International juga menyiarkan postingan rekaman perayaan kembang api di langit Iran.
“Mari kita rayakan kabar baik atas jatuhnya helikopter Ebrahim Raisi,” kata seorang warga Teheran pada video yang dikirim ke Iran International.
Warga Suriah di bagian utara Aleppo, pada sebuah video tampak membagikan baklava untuk merayakan jatuhnya helikopter presiden Iran Raisis.
Raisi merupakan salah satu presiden paling konservatif yang pernah ada di Iran.
Ia dikenal di Republik Islam Iran melalui sistem peradilan yang dinilai brutal oleh pihak Barat, karena telah mengirim ribuan tahanan politik ke tiang gantungan.
"Itu alasan mengapa ia mendapat julukan 'Penjagal Teheran'," kata Jonathan Harounoff, jurnalis dan analis Israel dan Iran.
Harounoff mengatakan kepada Iran International News bahwa Raisi telah menjadi identik dengan segala hal yang dibenci oleh penentang Republik Islam di Iran dan di luar negeri.
“Korupsi birokrasi yang meluas, kesalahan manajemen ekonomi yang menyedihkan, inflasi yang sangat tinggi, pengangguran yang tinggi. Belum lagi sensor yang ketat dan hukuman berat atau kematian bagi perbedaan pendapat politik,” lanjut Harounoff.