Dramatis, Pesawat Singapore Airlines SQ321 'Terjun Bebas' 6 Ribu Kaki Setelah Lewati Laut Andaman
Setelah sekitar 11 jam waktu terbang sejak lepas landas di London, pesawat tersebut turun tajam dari ketinggian sekitar 37.000 kaki menjadi 31.000.
Editor: Malvyandie Haryadi
“Kami bekerja sama dengan pihak berwenang setempat di Thailand untuk memberikan bantuan medis yang diperlukan.”
Kecelakaan penerbangan terkait turbulensi adalah jenis yang paling umum, menurut studi tahun 2021 oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Thailand.
Dari tahun 2009 hingga 2018, badan AS tersebut menemukan bahwa turbulensi menyumbang lebih dari sepertiga kecelakaan penerbangan yang dilaporkan dan sebagian besar mengakibatkan satu atau lebih cedera serius, namun tidak ada kerusakan pada pesawat.
Singapore Airlines, yang dikenal luas sebagai salah satu maskapai penerbangan terkemuka di dunia dan menjadi tolok ukur bagi sebagian besar industri penerbangan.
Maskapai ini tidak mengalami insiden besar apa pun dalam beberapa tahun terakhir.
Kecelakaan terakhir yang mengakibatkan korban jiwa adalah penerbangan dari Singapura ke Los Angeles melalui Taipei, di mana pesawat tersebut jatuh pada tanggal 31 Oktober 2000.
Ketika itu pesawat menimpa peralatan konstruksi di Bandara Internasional Taoyuan Taiwan setelah mencoba lepas landas dari landasan yang salah. Kecelakaan itu menewaskan 83 dari 179 orang di dalamnya.