Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Politisi Uni Eropa Terpecah atas Kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi, Tidak Semua Bersimpati

Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter, sejumlah politisi UE berduka, tetapi ada pula yang mencemooh.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Politisi Uni Eropa Terpecah atas Kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi, Tidak Semua Bersimpati
presiden.ir
Kolase foto Presiden Iran Ebrahim Raisi saat berbicara dalam sidang kabinet di Teheran pada 5 Mei 2024, dan tangkapan layar X komentar politisi Uni Eropa 

TRIBUNNEWS.COM - Sikap para politisi di Uni Eropa agaknya terpecah soal kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi, ada yang bersimpati dan ada juga yang tidak.

Ebrahim Raisi dipastikan meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter pada Minggu (19/5/2024), bersama beberapa pejabat lainnya, termasuk Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian.

Dilansir euronews.com, sebelum helikopter yang membawa Raisi ditemukan, Layanan Manajemen Darurat Copernicus Komisi Eropa, yang menyediakan data dan citra geospasial untuk manajemen bencana, mengumumkan akan menawarkan layanan pemetaan untuk membantu operasi pencarian dan penyelamatan Raisi.

Komisaris Eropa untuk Manajemen Krisis Janez Lenarčič mengklarifikasi lewat X bahwa tawaran tersebut bukanlah tindakan dukungan politik terhadap rezim atau lembaga mana pun.

"Ini hanyalah ekspresi kemanusiaan yang paling mendasar," tulisnya.

Kantor pers UE mengeluarkan pernyataan belasungkawa atas meninggalnya Raisi dan Abdollahian.

Sentimen serupa juga disampaikan oleh Presiden Dewan Eropa Charles Michel.

Presiden Iran Ebrahim Raisi (kiri atas); Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian (kanan atas); Ayatollah Mohammad Ali Ale-Hashem, perwakilan Pemimpin Revolusi Islam untuk provinsi Azarbaijan Timur (kiri bawah); Gubernur Provinsi Azerbaijan Timur Iran, Malek Rahmati (kanan bawah) tewas dalam kecelakaan helikopter yang jatuh pada Minggu (19/5/2024).
Presiden Iran Ebrahim Raisi (kiri atas); Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian (kanan atas); Ayatollah Mohammad Ali Ale-Hashem, perwakilan Pemimpin Revolusi Islam untuk provinsi Azarbaijan Timur (kiri bawah); Gubernur Provinsi Azerbaijan Timur Iran, Malek Rahmati (kanan bawah) tewas dalam kecelakaan helikopter yang jatuh pada Minggu (19/5/2024). (Kolase Tribunnews/AFP)
Berita Rekomendasi

Lewat X, Michel memberikan doa kepada keluarga mereka yang ditinggalkan.

Namun, tidak semua anggota Parlemen Eropa setuju dengan ungkapan simpati tersebut.

Anggota independen Parlemen Eropa Rob Roos, menyebut ekspresi solidaritas UE itu sebagai penghinaan terhadap rakyat Iran yang tertindas.

Charlie Weimers dari Partai Demokrat Swedia juga mengkritik tindakan Copernicus.

Baca juga: 4 Pertanyaan setelah Meninggalnya Ebrahim Raisi, Apa Bedanya Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran?

Ia mengatakan bahwa uang pembayar pajak Eropa tidak boleh digunakan untuk mendukung rezim Iran.

Beberapa pihak lainnya, termasuk MEP (anggota parlemen) Assita Kanko dari New Flemish Alliance, mengatakan mereka terkejut dengan ungkapan solidaritas UE.

Sebagai informasi, Uni Eropa adalah salah satu dari banyak negara yang menerapkan sanksi terhadap rezim Iran.

Hal ini termasuk pembatasan perdagangan, larangan bepergian, dan pembekuan aset.

Pada bulan April, UE menyetujui sanksi baru sebagai tanggapan atas serangan rudal besar-besaran Iran terhadap Israel, yang diluncurkan di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara yang bersaing di kawasan tersebut.

Sejumlah warga rayakan kematian Raisi

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengumumkan lima hari berkabung publik atas kematian Raisi.

Para pemimpin dunia juga menyampaikan belasungkawanya.

Namun rupanya, tidak semua warga Iran sedih atas kematian presidennya.

Perayaan atas kematian Ebrahim Raisi justru terlihat di media sosial.

Saluran TV Iran International yang berbasis di London, menerbitkan rekaman perayaan kembang api yang diluncurkan di Iran.

“Mari kita rayakan kabar baik atas jatuhnya helikopter Ebrahim Raisi,” terdengar suara seorang warga Teheran dalam video tersebut.

Tangkapan layar warga Iran menyalakan kembang api atas meninggalnya Presiden Iran
Tangkapan layar warga Iran menyalakan kembang api atas meninggalnya Presiden Iran (Screenshot Twitter)

“Jalani hidupmu sedemikian rupa sehingga orang-orang tidak menyalakan kembang api dan membagikan permen untuk mengantisipasi berita kematianmu,” tulis pengacara dan aktivis hak asasi manusia Kaveh Shahrooz di X.

Shahrooz baru-baru ini memimpin kampanye untuk meyakinkan parlemen Kanada agar mengakui pembantaian tahanan politik tahun 1988 di Iran sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

Raisi diduga memainkan "peran kunci" dalam eksekusi tersebut, yang menewaskan 4.500 hingga 5.000 perempuan dan laki-laki, sebagai anggota Komisi Kematian, menurut Dewan Atlantik.

Baca juga: 7 Fakta Tewasnya Calon Penerus Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, Presiden Ebrahim Raisi

Beberapa laporan menunjukkan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) turun ke jalan untuk mengekang pembangkangan di jalanan.

Beberapa aktivis Iran menggunakan media sosial mereka untuk bereaksi terhadap berita tersebut - beberapa di antaranya mengangkat gelas untuk menyambut berita baru tersebut - sementara aktivis hak-hak perempuan Masih Alinejad menjuluki hari terjadinya kecelakaan itu sebagai "Hari Helikopter Sedunia".

"Ini adalah satu-satunya kecelakaan dalam sejarah yang membuat semua orang khawatir jika ada yang selamat,” tulisnya.

Raisi mendapat julukan "tukang jagal Teheran" di kalangan kritikus rezim Iran atas perannya dalam eksekusi tahun 1988.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas