Rusia-Ukraina Saling Tuding Soal Tahanan Perang, Tak Ingin Mayat Dikembalikan ke Negaranya
Rusia dan Ukraina saling menuding tak mau menukar tahanan perang dan jenazah tentara yang tewas di garis depan
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Rusia dan Ukraina saling menuding tak mau menukar tahanan perang dan jenazah tentara yang tewas di garis depan.
Ukraina menuduh Rusia memblokir pertukaran tahanan dan menolak mengembalikan jenazah para pembela HAM ke Ukraina.
Namun Rusia membantahnya dan menuduh sebaliknya, bahwa pemerintah Ukraina tak ingin mayat-mayat bala tentaranya dikembalikan.
Baca juga: Pasukan Rusia Gelar Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis di Dekat Ukraina, Situasi Eropa Memanas
Kepala Sekretariat Markas Koordinasi Perawatan Tawanan Perang, Bogdan Okhrimenko mengatakan, Rusia mengabaikan seruan Ukraina untuk mengembalikan jenazah para pejuang ke Ukraina.
"Contohnya adalah penolakan tidak berdasar dari pihak Rusia untuk memulangkan jenazah para Pembela HAM pada tanggal 15 Mei tahun ini,” kata Okhrimenko dikutip dari Strana,Kamis (23/5/2024).
Rusia juga belum menyerahkan kepada Ukraina jenazah para tahanan yang diklaim Moskow tewas di pesawat Il-76 pada bulan Januari.
Dia meminta Rusia untuk mengumpulkan jenazah tentara Rusia dan menyerahkannya kepada kerabatnya untuk dimakamkan.
Federasi Rusia menyatakan bahwa sisa-sisa personel militer Ukraina dari pesawat yang ditembak jatuh oleh militer Ukraina di wilayah Belgorod dapat dipindahkan ke Ukraina “dalam waktu dekat.”
Federasi Rusia mengklaim ada 65 tahanan Ukraina di dalamnya.
Sementara Pemerintah Rusia mengatakan bahwa pihaknya sudah ada 500 tawanan tentara Ukraina yang siap ditukar.
Russia Today mengabarkan, Pemerintah Rusia telah menawarkan untuk membebaskan 500 tahanan dari sejumlah besar tawanan dengan imbalan jumlah yang sama dari anggota militer Rusia dari tawanan Ukraina. Kiev belum menyetujui usulan tersebut.
Baca juga: Berduka atas Meninggalnya Ebrahim Raisi, Vladimir Putin: Rusia Kehilangan Sosok Sahabat Sejati
Media asal Moskow tersebut bahkan mengklaim memiliki daftar lengkap 500 tawanan perang Ukraina yang telah ditolak oleh Kiev untuk ditukarkan selama empat bulan.
Pimred Russia Today, Margarita Simonyan dalam akun di Telegram mengunggah dokumen dengan nama dan tanggal lahir mereka.
Simonyan juga memposting daftar 38 nama yang diminta kembali oleh Presiden Ukraina Vladimir Zelensky, menggambarkan mereka sebagai “Azovites dan semacamnya,” mengacu pada organisasi neo-Nazi Azov.
Pertukaran tahanan terakhir antara Rusia dan Ukraina terjadi pada 8 Februari dan melibatkan 100 personel dari masing-masing pihak.
Dua minggu sebelumnya, Ukraina menembak jatuh sebuah pesawat angkut yang membawa 65 tawanan perang mereka di Wilayah Belgorod, mengklaim bahwa mereka sebenarnya menargetkan pasokan rudal Rusia.
Kedua belah pihak juga saling bertukar sisa-sisa pasukan yang gugur pada 12 April, ketika Ukraina menerima 99 jenazah dan Rusia 23.
Komisaris Hak Asasi Manusia Rusia Tatyana Moskalkova mengatakan bahwa Kiev telah menggunakan “standar ganda” untuk menghalangi pertukaran tahanan, seperti mencoret prajurit dan sersan dari pertimbangan dan memasukkan banyak tawanan perang ke dalam daftar orang yang hilang dalam tugas.
Menurut Moskalkova, Kiev cenderung memprioritaskan “tokoh media” dan tidak menunjukkan minat pada pasukan biasa.
Moskow telah menolak usulan Kiev untuk melakukan “pertukaran agama,” dan mengatakan bahwa tidak masuk akal untuk memisahkan tawanan perang berdasarkan keyakinan.
Rusia juga menolak usulan Paus Fransiskus untuk melakukan pertukaran “semua untuk semua”, karena hal ini akan sangat menguntungkan Kiev. (Strana/Russia Today)