Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sekelas Badan Elite Shin Bet Israel Jadi Tertawaan: Salah Pasang Foto Jurnalis Mesir Jadi Buronan

Badan keamanan elite Israel, Shin Bet yang mashyur selain Mossad tersebut salah memasang foto buronan tokoh Hamas yang mereka cari.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Sekelas Badan Elite Shin Bet Israel Jadi Tertawaan: Salah Pasang Foto Jurnalis Mesir Jadi Buronan
khaberni/HO
Foto jurnalis Mesir, Muhammad Shabana yang dipasang dalam daftar buronan badan keamanan nasional Israel, Shin Bet. 

Sekelas Badan Elite Shin Bet Israel Jadi Bahan Tertawaan: Salah Pasang Foto Jurnalis Mesir Jadi Buronan

TRIBUNNEWS.COM - Dinas Keamanan Umum Israel, Shin Bet, dilaporkan menjadi bahan olok-olok publik Mesir dan regional di kawasan Timur Tengah.

Itu lantaran badan keamanan elite Israel, selain Mossad tersebut salah memasang foto buronan tokoh Hamas yang mereka cari.

Baca juga: Israel Kecolongan, Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Periksa Pasukan dan Jalan-Jalan di Jalur Gaza

Shin Bet dilaporkan menerbitkan foto senator dan jurnalis Mesir Mohamed Shabana sebagai salah satu pemimpin faksi Palestina yang mereka buru.

Surat kabar Yedioth Ahronoth, menyebutkan Muhammad Shabana menjadi buronan Shin Bet setelah upaya pembunuhan terhadap pemimpin Brigade Rafah di faksi milisi perlawanan Palestina itu gagal.

Baca juga: Gagal Berhari-hari, Tentara Israel Kerahkan Pasukan Besar untuk Jebol Yabna di Pusat Rafah

Hanya, Shin Bet justru memasang foto Muhammad Shabana yang merupakan kritikus olahraga Mesir sebagai orang yang dicari.

Adapun Muhammad Shabana menanggapi insiden salah pasang foto itu dengan berkomentar dalam pernyataannya di televisi.

Berita Rekomendasi

“Saya tidak kecewa atau terkejut, dan saya menerima masalah ini dengan sarkasme," kata yang bersangkutan.

Baca juga: Untuk Pertama Kalinya, Mossad Israel Akui Terkejut atas Serangan Hamas

Foto jurnalis Mesir, Muhammad Shabana
Foto jurnalis Mesir, Muhammad Shabana yang dipasang dalam daftar buronan badan keamanan nasional Israel, Shin Bet.

Dia mengejek kesalahan besar yang dilakukan oleh Shin Bet, yang seharusnya menjadi salah satu badan keamanan paling kuat di Israel.

Muhammad Shabana berkata, “Mengingat kebingungan di Israel, mereka menggunakan Google untuk mengakses gambar apa pun dan setelah memasukkan nama, itu adalah hal yang lucu.”

Baca juga: Jenderal Top Pentagon Ungkap Kebodohan Berulang Strategi Militer Israel di Gaza: Hamas Itu Ideologi

Meledek blunder Shin Bet tersebut, dia mengatakan, bermaksud untuk menuntut Israel, mengambil tindakan hukum, dan mendapatkan kompensasi finansial dalam jumlah besar yang akan dia sumbangkan untuk perjuangan Palestina.

Situs Khaberni mengulas, Muhammad Shabana yang dimaksud Shin Bet sebagai Komandan Brigade Rafah bagian dari milisi perlawanan Palestina memiliki foto dan wajah yang berbeda.

Di bawah ini adalah gambar Muhammad Shabana yang sebenarnya dimaksud:

Mohamed Shabana, salah satu pemimpin faksi milisi Palestina dari Brigade Rafah yang diburu Shin Bet Israel.
Mohamed Shabana, salah satu pemimpin faksi milisi Palestina dari Brigade Rafah yang diburu Shin Bet Israel. (khaberni)

Apa Beda Shin Bet dan Mossad

Apa perbedaan dari Shin-Bet dan Mossad?

Keduanya sama-sama badan inteligen dan mata-mata Israel namun berbeda dalam hal operasional dan misi.

Shin Bet atau SB atau Shabak (Sherut ha-Bitaẖon haKlali - Dinas Keamanan Negara / State Security Services) adalah dinas intelijen negara Israel yang daerah tugasnya adalah dalam negeri Israel, daerah pendudukan (Gaza, Tepi Barat, Golan), dan kedubes Israel di luar negeri (pengamanan).

Shin Bet punya peran besar dalam kontra espionase dan kontra terorisme.

Adapun Mossad atau HaMossad leModiʿin uleTafkidim Meyuḥadim adalah dinas intelijen luar negeri.

Berbeda dari Shin Bet, Mossad beroperasi di luar negeri Israel, seperti di negara-negara Arab, Eropa, Afrika, dan lain-lain.

Kedua badan ini punya tugas utama untuk melindungi keamanan nasional Israel dari ancaman baik secara internal maupun regional.

Israel Klaim Temukan Mayat 3 Sandera di Jalur Gaza dengan Bantuan Shin Bet

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim berhasil menemukan tiga mayat sandera yang diduga tewas dalam Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023.

Ketiga mayat tersebut adalah Hanan Yablonka (42), Michel Nisenbaum (59), dan Orion Hernandez (30).

IDF mengklaim ketiganya terbunuh di persimpangan Mefalsim sebelum dibawa ke Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.

Pihak IDF mengklaim bahwa mereka mengevakuasi ketiga mayat itu setelah terlibat dalam pertempuran melawan Hamas di kamp Jabalia, Jalur Gaza utara.

“Mayat para sandera dievakuasi pada malam hari dalam operasi gabungan antara tentara Israel dan Shin Bet," kata IDF dalam pernyataannya, Jumat (24/5/2024) malam.

"Perwakilan tentara Israel memberi tahu keluarga para sandera hari ini bahwa mayat mereka telah ditemukan," lanjutnya, dikutip dari CBC.

Michel Nisenbaum adalah warga Brasil-Israel dari kota Sderot di selatan.

Sedangkan Orion Hernandez Radoux adalah warga negara Prancis-Meksiko yang juga diambil dari festival musik yang ia hadiri bersama rekannya, Shani Louk.

Jenazah Shani Louk merupakan salah satu jenazah yang ditemukan tentara hampir seminggu lalu pada Jumat (17/5/2024).

Penemuan Mayat 3 Sandera Israel Sebelumnya

Pengumuman ini muncul kurang dari seminggu setelah tentara mengatakan mereka menemukan mayat tiga sandera Israel lainnya yang tewas pada 7 Oktober 2023.

Baca juga: Hamas Rilis Video Terbaru Tahanan Israel: Kirim Pesan ke Keluarga Sandera, 4 IDF 10 Tahun di Penjara

Sebelumnya, pada Jumat (17/5/2024), juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan IDF berhasil menemukan mayat tiga sandera.

"Tentara dapat mengambil jenazah 3 tahanan yang ditahan di Jalur Gaza melalui kerja sama intelijen dengan Shin Bet," katanya pada saat itu.

Kelompok yang mewakili keluarga para sandera mengatakan, jenazah telah dikembalikan ke keluarga mereka untuk dimakamkan.

Dari kiri: Shani Louk, Yitzhak Gelernte dan Amit Buskila. Pada 17 Mei, militer Israel mengatakan telah mengambil jenazah ketiga sandera dari Gaza.
Dari kiri: Shani Louk, Yitzhak Gelernte dan Amit Buskila. Pada 17 Mei 2024, militer Israel mengatakan telah mengambil jenazah ketiga sandera dari Gaza. (X)

Jumlah Korban

Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 35.857 jiwa dan 80.293 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Jumat (24/5/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).

Israel memperkirakan, kurang lebih ada 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.

(oln/khbrn/quora/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas