Pengungsi Palestina Terbakar Hidup-hidup, Benjamin Netanyahu Sebut Kecelakaan Tragis
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, Senin (28/5/2024), mengakui pasukannya menyerang Kota Rafah, Gaza Selatan.
Penulis: Hasanudin Aco
“Serangan udara membakar tenda, tenda meleleh dan jenazah warga juga meleleh (terbakar),” kata salah satu warga yang tiba di rumah sakit Kuwait di Rafah dikutip dari Al-Arabiya.
Tentara Mesir Tertembak
Dalam perkembangan terpisah, militer Mesir mengatakan salah satu tentaranya tewas ditembak dalam baku tembak di daerah Rafah, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Israel mengatakan sedang berkomunikasi dengan pihak berwenang Mesir, dan kedua belah pihak menyatakan sedang menyelidiki.
Rafah, kota paling selatan Gaza di perbatasan dengan Mesir, menampung lebih dari satu juta orang, sekitar setengah dari populasi Gaza, yang mengungsi dari bagian lain wilayah tersebut.
Sebagian besar telah melarikan diri sejak Israel serangan ke Rafa awal bulan ini. Ratusan ribu orang terpaksa tinggal di kamp tenda yang kumuh di dalam dan sekitar kota.
Netanyahu mengatakan Israel harus menghancurkan apa yang disebutnya sebagai batalyon Hamas terakhir yang tersisa di Rafah.
Kelompok Hamas meluncurkan rentetan roket pada hari Minggu dari kota tersebut ke arah Israel tengah yang padat penduduk, memicu sirene serangan udara tetapi tidak menyebabkan cedera.
Serangan di Rafah memicu gelombang kecaman baru, bahkan dari pendukung terkuat Israel.
Dewan Keamanan Nasional AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "gambar-gambar yang mengerikan" dari serangan Israel di Rafah "sangat memilukan." Mereka menyatakan AS bekerja sama dengan militer Israel dan pihak lain untuk menilai apa yang terjadi.
Presiden Prancis Emmanuel Macron lebih tegas, mengatakan “operasi ini harus dihentikan” dalam sebuah unggahan di X.
“Tidak ada area yang aman di Rafah bagi warga sipil Palestina. Saya menyerukan penghormatan penuh terhadap hukum internasional dan segera diberlakukan gencatan senjata,” tulisnya.
Kementerian Luar Negeri Jerman, yang telah lama menjadi pendukung kuat Israel, mengatakan “gambar-gambar tubuh hangus, termasuk anak-anak, dari serangan udara di Rafah tidak tertahankan.”
“Keadaan pasti harus dijelaskan, dan penyelidikan yang diumumkan oleh tentara Israel harus segera dilakukan,” tambah kementerian tersebut. "Penduduk sipil harus dilindungi dengan lebih baik."