Reaksi Dunia atas Serangan Israel di Rafah, Jubir Mahmoud Abbas hingga Perancis
Serangan pasukan pendudukan Israel ke Rafah pada Minggu (26/5/2024) menuai beragam bereaksi internasional.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia di Wilayah Palestina, Francesca Albanese menyebut serangan Israel terhadap kamp tenda di Rafah sebagai "kejadian yang lebih mengerikan."
“Kekejaman ini, serta pembangkangan terang-terangan terhadap hukum dan sistem internasional, tidak dapat diterima,” katanya dalam sebuah postingan di X.
“#GazaGenocide tidak akan berakhir dengan mudah tanpa tekanan dari luar: Israel harus menghadapi sanksi, keadilan, penangguhan perjanjian, perdagangan, kemitraan dan investasi, serta partisipasi dalam forum internasional," lanjutnya.
- Anggota Kongres AS
Baca juga: Populer Internasional: Israel Mengebom Tenda-tenda di Rafah - Ledakan Dahsyat Guncang Holon Tel Aviv
Anggota Kongres AS, Ro Khanna mendesak Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu untuk menghentikan agresi terhadap kota Gaza selatan.
“Netanyahu harus segera menghentikan serangan militer ke Rafah,” kata Khanna dalam postingannya di X.
“Hilangnya nyawa tak berdosa secara mengerikan saat ini akibat pemboman sebuah kamp pengungsi menggarisbawahi pentingnya moral untuk menghentikan kampanye Rafah,” kata Khanna, seorang Demokrat progresif dari California.
- Mantan Menteri Skotlandia, Humza Yousaf
Mantan Menteri Skotlandia, Humza Yousaf menyebut beberapa hari setelah ICJ memerintahkan Israel untuk menghentikan serangan militernya di Rafah, pemerintah Israel mengebom orang-orang yang mengungsi yang tinggal di tenda-tenda.
"Pria, wanita, dan anak-anak yang tidak bersalah dipotong-potong dan dibakar hidup-hidup. Apakah Anda berada di pihak yang benar dalam sejarah?," ucapnya.
- Menlu Norwegia, Spanyol, dan Irlandia
Tiga menteri Eropa menyatakan bahwa serangan di Rafah melanggar hukum kemanusiaan dan internasional.
Menteri Luar Negeri Spanyol, Norwegia, dan Irlandia, tiga negara yang secara resmi akan mengakui Palestina sebagai sebuah negara pada hari Selasa (21/5/2024).
Ketiganya berpidato dalam pertemuan di kedutaan Spanyol di Brussels pada hari Senin (27/5/2024) terkait situasi di Rafah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.