Reaksi Dunia atas Serangan Israel di Rafah, Jubir Mahmoud Abbas hingga Perancis
Serangan pasukan pendudukan Israel ke Rafah pada Minggu (26/5/2024) menuai beragam bereaksi internasional.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide berkata, "Saya rasa kami bertiga selama berbulan-bulan telah mengatakan bahwa kami khawatir gaya perang Israel di Gaza telah melanggar hukum kemanusiaan internasional. Sekarang kami tahu".
Menteri Luar Negeri Irlandia mengutuk serangan tadi malam terhadap sebuah kamp tenda di Rafah sebagai tindakan yang “biadab.”
“Gaza adalah daerah kantong yang sangat kecil, padat penduduk,” katanya.
“Kami akan mendesak Israel untuk berhenti, berhenti sekarang, dalam hal operasi militer di Rafah.”
Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares, berbicara pada konferensi pers di Spanyol bersama rekan-rekannya dari Irlandia dan Norwegia mengatakan, "Pemboman kemarin [di Rafah] adalah satu hari lagi dengan terbunuhnya warga sipil Palestina yang tidak bersalah."
- Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell
Pernyataan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell:
“Dan yang lebih penting, yang lebih penting lagi, adalah keputusan Mahkamah Internasional, yang merupakan inti dari keadilan internasional. Agar dapat bertindak di tingkat nasional, hal ini merupakan inti dari PBB. Piagam,” kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell.
Borrell menekankan bahwa harus ada rasa hormat terhadap implementasi keputusan Pengadilan, yang tidak dilakukan oleh “Israel”.
"Israel" melanjutkan serangannya setelah diminta untuk berhenti.
- Pejabat Perancis
Politisi Perancis meminta pemerintah untuk mengambil tindakan menyusul pemboman Israel terhadap kamp pengungsi di kota Rafah di Gaza selatan pada hari Minggu (26/5/2024).
Setelah serangan tersebut, gambar-gambar dari kamp tersebut dengan cepat beredar di media sosial.
Sejumlah politisi oposisi ikut menyuarakan kemarahan mereka di platform media sosial mereka, dan mengutuk tindakan pemerintah Israel.
Mantan wakil Majelis Nasional Prancis, Jean-Luc Melenchon, menggambarkan peristiwa di Rafah sebagai hal yang “mengerikan”.
Melenchon menuduh Presiden Prancis Emmanuel Macron "tidak berbuat apa-apa" terkait kejadian di wilayah tersebut.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.