Nikki Haley, Mantan Dubes AS di PBB Tulis 'Habisi Mereka' dan 'AS Cinta Israel' di Rudal
Nikki Haley, mantan Dubes AS di PBB tulis 'Habisi Mereka' dan 'AS Cinta Israel' di rudal Israel yang akan diluncurkan ke posisi Hizbullah di Lebanon.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Politisi, jurnalis, dan media Israel memuji foto mantan delegasi Amerika untuk PBB, Nikki Haley menandatangani sebuah rudal milik Israel di wilayah pendudukan utara Palestina yang seharusnya diluncurkan ke sasaran Hizbullah di Lebanon selatan.
Gambar yang beredar di media sosial “X” pada Rabu (29/5/2024), menunjukkan Nikki Haley menandatangani rudal tersebut dengan tulisan, “Hilangkan mereka… Amerika selalu mencintai Israel.”
Menteri Warisan Israel Amichai Eliyahu memuji tindakan Nikki Haley dan menggambarkannya sebagai pendukung penting Israel.
Hanoch Milvedisky, anggota Knesset dari Partai Likud yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, juga memposting foto Nikki Haley yang menandatangani rudal Israel di akun media sosial X dengan judul, “Saya sangat mencintai Nikki Haley. Seorang teman sejati Israel.”
Penyiar Channel 13 Israel, Almog Booker, di media sosial “X”, mengomentari postingan tersebut, “Sungguh seorang ratu! Mantan Duta Besar PBB Nikki Haley mengirim rudal ke Hizbullah dengan membawa pesan tulisan tangan yang jelas ke Israel.”
Foto Nikki Haley juga dipublikasikan oleh Yunon Magal, seorang jurnalis Channel 14 Israel, yang dekat dengan koalisi pemerintah sayap kanan di Israel.
Shulmo Pollak, seorang jurnalis Kol Hai Radio, yang berafiliasi dengan Yahudi ultra-Ortodoks (Haredim), mengatakan, “Nikki Haley menambahkan tanda tangannya pada rudal yang akan segera mendarat di situs Hizbullah, dengan komentarnya, 'Musnahkan mereka. '”
“Jika ada seribu suka di sini (di postingan X-nya), saya akan menggantung foto ini sebagai poster di papan iklan di Ayalon," lanjutnya.
Ayalon adalah sebuah jalan di Tel Aviv yang telah menjadi saksi protes selama berminggu-minggu yang menuntut diakhirinya perang Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu dan berakhirnya kesepakatan pertukaran tahanan dengan gerakan Palestina, Hamas.
Mntan direktur eksekutif Human Rights Watch, Kenneth Roth, mengkritik Nikki Haley dan aktor Amerika John Cusack menggambarkan Nikki Haley sebagai seorang sociopath.
“Nikki Haley menunjukkan siapa dia,” kata mantan direktur eksekutif Human Rights Watch Kenneth Roth.
Baca juga: Bendera Palestina Berkibar di Seluruh Dunia, Kecam Israel yang Bakar Kamp Pengungsian Rafah
“Siapa pun yang menandatangani bom adalah sosiopat,” kata aktor Amerika John Cusack.
Nikki Haley Kunjungi Israel
Menurut surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, foto Nikki Haley diambil selama kunjungannya ke Israel utara untuk mengungkapkan solidaritasnya terhadap Israel, setelah kunjungannya pada hari Senin (27/5/2024) ke pemukiman dekat Gaza.
“Jangan dengarkan apa yang dikatakan media, karena mayoritas rakyat Amerika mendukung Israel," kata Nikki Haley selama kunjungannya ke salah satu pemukiman di wilayah utara Tepi Barat yang diduduki pada hari Selasa (28/5/2024).
Ia mengatakan dengan bangga bahwa AS mendukung agresi Israel di Jalur Gaza.
“Kita membutuhkan Israel yang kuat, dan satu-satunya cara Israel menjadi kuat adalah ketika Amerika Serikat mendukung Israel sepenuhnya," lanjutnya.
Kunjungan Nikki Haley ke Israel terjadi di tengah operasi militer mematikan terbaru Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan, yang menampung lebih dari 1,5 juta warga Palestina yang mengungsi dari pemboman Israel.
Jumlah Korban
Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 36.096 jiwa dan 81.136 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (29/5/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Israel memperkirakan, kurang lebih ada 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel