Pakar Militer: 19 Brigade Israel Kelelahan di Gaza, Qassam Ubah Prinsip Tempur Jadi 'Silakan Masuk'
Al Qassam mengubah doktrin tempur defensif dari prinsip “menolak dan mencegah” menjadi “mengizinkan masuk dan memancing untuk melakukan penyergapan.”
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pakar Militer: 19 Brigade Aktif Israel Kelelahan di Gaza, Qassam Ubah Prinsip Tempur Jadi 'Silakan Masuk'
TRIBUNNEWS.COM - Pakar militer dan strategis asal Yordania, Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi, mengatakan ada 19 brigade militer aktif Israel di Jalur Gaza dan sekitarnya, termasuk 5 di kamp Jabalia di utara dan jumlah yang sama di Rafah di Gaza selatan.
Al-Duwairi menekankan kalau jumlah pasukan Israel yang saat ini berada di seluruh Jalur Gaza adalah sangat besar.
Baca juga: Hukum Internasional Cuma Angin Lalu, Tank Israel Capai Pusat Rafah, IDF Kerahkan 18 Ribu Tentara
Dalam analisisnya tentang situasi militer di Gaza, Al-Duwairi menunjukkan kalau komposisi divisi militer Israel bervariasi antara 3 dan 5 brigade di suatu wilayah.
Analisis itu disertai catatan kalau sebagian besar brigade tempur Israel saat ini tidak dapat memenuhi tugas dan target yang diberikan karena kelelahan dana kerugian personel dan peralatan tempur yang diderita.
Jumlah kendaraan tempur Israel yang hancur sejak awal perang, kata dia, diperkirakan mencapai kurang lebih 1.500 kendaraan.
Baca juga: Serangan Brigade Al Qasaam, Al-Quds, Martir Al-Aqsa: Selusin IDF Rontok, Ranpur-Ranpur Israel Hangus
Belum Tentu Kuasai Rafah, Qassam Ubah Prinsip Tempur
Mengomentari pernyataan pihak pasukan pendudukan Israel kalau mereka telah memasuki pusat Rafah, pakar militer tersebut menekankan perlunya membedakan antara memasuki suatu daerah dengan kendaraan lapis baja dan mengendalikannya.
Baca juga: Hukum Internasional Cuma Angin Lalu, Tank Israel Capai Pusat Rafah, IDF Kerahkan 18 Ribu Tentara
Dia mencontohkan kota perbatasan Beit Hanoun di utara setelah Israel memasukinya 7 bulan lalu dan pertempuran sengit masih terjadi di sana.
Mengenai kembalinya brigade-brigade Israel tersebut ke daerah yang mereka tinggalkan, ia mengatakan kalau itu lantaran mereka sebelumnya gagal membongkar brigade perlawanan yang dipimpin oleh sayap militer Gerakan Perlawanan Hamas dan Jihad Islam Palestina.
Baca juga: Jenderal Top Pentagon Ungkap Kebodohan Berulang Strategi Militer Israel di Gaza: Hamas Itu Ideologi
"Dan terbukti kalau kinerja tempur milisi perlawanan dalam beberapa minggu terakhir melebihi kinerja mereka pada minggu pertama invasi darat Israel," kata dia.
Menurut Al-Duwairi lebih garangnya perlawanan dari Hamas Cs disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pengaktifan ruang operasi gabungan.
Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas dan Brigade Al-Quds, sayap militer PIJ, diketahui memang lebih intens menyatukan serangan mereka dalam sebuah operasi gabungan yang diikuti faksi-faksi lain milisi Palestina.
Baca juga: Brigade Netzah Yehuda Israel Ambruk di Beit Hanoun, Qassam Menyerang Malam, Al-Quds-DFLP Bergabung
Faktor lain, kata dia, adalah adanya perubahan mendasar yang terjadi dalam pengelolaan pertempuran defensif dari prinsip “menolak dan mencegah” menjadi “mengizinkan masuk dan memancing untuk melakukan penyergapan.”
Pada akhir analisisnya, ia menyimpulkan bahwa kamp Jabalia “sulit untuk diserbu karena merupakan benteng pertahanan,” sambil menekankan kalau tentara pendudukan Israel tengah berupaya memperluas lingkaran pertempuran di Rafah.
Baca juga: Israel Salah Langkah di Jabalia, Al Qassam Robohkan 30 IDF Sekali Tepuk, Jenderal Ambruk di Zaytoun