Tank Israel Bombardir Kamp Pengungsian, 1 Juta Warga Palestina Kelimpungan Tinggalkan Rafah
Akibat intensifikasi pertempuran yang terus dilakukan Israel, satu juta warga sipil Palestina kabur dari kamp Rafah menuju zona kemanusiaan Al Mawasi
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM RAFAH – Badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA) mengungkap sekitar satu juta warga Palestina mulai meninggalkan kamp pengungsian di kota Rafah Gaza Selatan sejak tiga minggu terakhir.
“Dalam 3 minggu terakhir sekitar 1 juta orang telah meninggalkan Rafah,” kata UNRWA di akun X dikutip dari Anadolu.
Jumlah pengungsi Palestina yang melarikan diri dari Rafah semakin membludak usai militer Israel membombardir kamp-kamp pengungsian warga, hingga membakar hidup-hidup pengungsi yang berada di tenda kamp Tal as-Sultan Rafah.
Baca juga: Afrika Selatan Segera Lakukan Pemilu, Bagaimana Perang Israel di Gaza Dapat Mempengaruhi Pemilih
Lebih dari 50 orang yang didominasi perempuan, anak-anak, dan orang lanjut usia dilaporkan tewas dalam insiden ini. Akibat intensifikasi pertempuran yang terus dilakukan militer Israel, satu juta warga sipil Palestina kabur dari kamp Rafah menuju zona kemanusiaan Al Mawasi, sekitar 20 km dari tempat pengungsian di Rafah.
"Serangan terhadap Rafah terus berlanjut tanpa henti, dan warga sipil yang mengungsi akibat pertempuran kekurangan tempat perlindungan, mereka kekurangan makanan, mereka kekurangan air dan pasokan lain yang penting untuk kelangsungan hidup manusia mereka," kata UNOCHA dalam sebuah pernyataan yang dibacakan oleh juru bicara Deputi PBB, Farhan Haq.
Meninggalkan Rafah bukan jaminan para pengungsi aman dari serangan, namun tak ada pilihan lain yang bisa dilakukan warga Palestina. Para pengungsi kabur dari distrik itu dengan kondisi mengenaskan, kelaparan, kehausan, dan kebingungan.
Israel Paksa Warga Pindah ke Al Mawasi
Sebagai informasi sebelum pengeboman terjadi, kamp Rafah yang menjadi zona aman pengungsi ditinggali sekitar 1,5 juta warga Palestina.
Namun sejak awal Mei lalu Israel memaksa warga untuk meninggalkan kamp Rafah dan mengancam akan melancarkan operasi militer.
Baca juga: Hubungan Yordania dan Israel Menegang Sejak Perang Gaza, Putra Mahkota Hussein Ragukan Normalisasi
Alasan ini yang mendorong sebagian besar warga Palestina kabur meninggalkan lingkungan kamp Tal al-Sultan di Rafah dengan berjalan kaki. Dari cuplikan gambar yang diunggah Al Jazeera di X terlihat pula warga berbondong-bondong mengangkut barang-barang menggunakan mobil, truk, dan gerobak yang ditarik keledai dan kuda menuju Al Mawasi.
“Ledakan mengguncang tenda kami, anak-anak saya ketakutan, dan ayah saya yang sakit membuat kami tidak bisa melarikan diri dari kegelapan," ujar Khaled Mahmoud, warga Tal al-Sultan di Rafah barat.
Pengungsi di Kamp Muwasi Hadapi Kondisi Sangat Sulit
Setelah pengungsi Palestina pindah zona kemanusiaan mereka kini semakin mengalami kesulitan lantaran toilet langka dan air mengalir di Muwasi sangat sedikit.
Banyak dari mereka buang air di lubang berdinding yang mereka gali di luar tenda untuk menghindari antrian panjang di jamban umum dan menjaga privasi. Warga Palestina mengatakan mereka terkadang menunggu berjam-jam untuk mengambil air minum dari kapal tanker yang mengirimkannya ke berbagai lokasi di kamp.
“Wilayah Al-Muwasi penuh sesak dengan lebih dari 400.000 orang,” komisaris jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, menulis di X.
“Daerah ini tidak memiliki fasilitas untuk menampung lebih banyak orang dan tidak lebih aman dibandingkan wilayah lain di Gaza,” imbuhnya.