Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pakar Konflik Israel-Palestina Tuduh Mantan Presiden ICJ Bohong tentang Tuduhan Genosida Israel

Pakar konflik Israel-Palestina menuduh mantan Presiden Mahkamah Internasional (ICJ), Joan Donoghue berbohong tentang tuduhan genosida Israel di Gaza.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Pakar Konflik Israel-Palestina Tuduh Mantan Presiden ICJ Bohong tentang Tuduhan Genosida Israel
Tangkap Layar Twitter/X
Ilmuwan politik Amerika, Norman Finkelstein menuduh mantan Presiden Mahkamah Internasional (ICJ), Joan Donoghue berbohong dengan mengatakan bahwa ICJ tidak menganggap masuk akal (tuduhan) Israel melakukan genosida di Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Ilmuwan politik Amerika, Norman Finkelstein menuduh mantan Presiden Mahkamah Internasional (ICJ), Joan Donoghue berbohong dengan mengatakan bahwa ICJ tidak menganggap Israel melakukan genosida di Gaza.

Pernyataan pakar konflik Israel-Palestina diungkapkan selama sesi wawancara dengan Riz Khan, koresponden Al Arabiya Englih.

Wawancaranya akan diterbitkan minggu depan.

"Pada bulan April, Presiden ICJ, Joan Donoghue mengatakan kalau ICJ tidak menemukan (fakta) bahwa Israel melakukan genosida," ungkap Finkelstein.

"Itu adalah kebohongan yang benar-benar tidak tahu malu dan memalukan," lanjutnya.

Ia melanjutkan, pengadilan menyatakan menemukan ada hak-hak warga Palestina di Gaza terancam.

“Berdasarkan yurisprudensi pengadilan, jika hak-hak warga Palestina di Gaza terancam, hal itu hanya bisa terjadi jika Israel memang melakukan genosida,” katanya.

Berita Rekomendasi

“Kasus ini dibawa ke pengadilan berdasarkan Konvensi Genosida. Warga Palestina merupakan kelompok yang dilindungi, sehingga mereka memiliki hak berdasarkan Konvensi Genosida," terangnya.

Selama wawancara, Finkelstein menekankan tentang hak yang paling penting bagi umat manusia adalah hak untuk hidup, hak untuk dilindungi sebagai suatu kelompok etnis.

Ketika pengadilan mengatakan ada hak-hak yang masuk akal bagi warga Palestina, itu berarti ada hak-hak yang masuk akal dalam risiko terkait situasi saat ini di Gaza.

"Sekarang, mereka hanya bisa berisiko berdasarkan Konvensi Genosida, jika Israel memang melakukan genosida,” tambah Finkelstein.

Baca juga: Meksiko Minta untuk Bergabung dengan Afrika Selatan dalam Kasus Genosida Gaza oleh Israel di ICJ

“Apa yang (Donoghue) katakan – saya akan memberitahu Anda tanpa keraguan – adalah kebohongan yang tidak tahu malu dan memalukan,” katanya.

Waktu awal perang Israel-Hamas meletus, Finkelstein, menggambarkan serangan Israel terhadap Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza sebagai “kejadian mengerikan yang sangat besar”.

“Israel selalu menyangkal tanggung jawab," ungkapnya, seperti dikutip dari Anadolu (21/10/2023).

Finkelstein mengatakan ada dua kemungkinan reaksi terhadap serangan rumah sakit Israel, pertama emosional dan intelektual.

Pada tingkat emosional, dia berkata, jelas (serangan Israel) merupakan kengerian yang sangat besar.

"Jika Anda mengikuti peristiwa ini selama 20 tahun, Anda pada akhirnya akan menjadi acuh tak acuh, tidak peka, atau terpapar pada kebrutalan yang terjadi setelahnya," urainya.

"Saya menghabiskan sebagian besar masa dewasa saya mendokumentasikan serangkaian kekejaman terhadap rakyat Gaza," jelasnya.

Dikutip dari New York Magazine, sebagai pakar Israel-Palestina yang paling memecah belah di Amerika, ia menghabiskan 40 tahun terakhir dikucilkan oleh media dan akademisi.

Kemudian serangan Hamas tanggal 7 Oktober mendorongnya menjadi sorotan dan bukunya yang ke-13, Gaza: An Inquest Into Its Martyrdom.

Bukunya menduduki posisi terlaris dalam kategori Sejarah Timur Tengah di Amazon.

Siapa Norman Finkelstein?

Baca juga: Indonesia Ajak Negara-negara Eropa Tekan Israel, Patuhi Putusan ICJ Setop Agresi Militer di Rafah

Pria dengan nama lengkap Norman Gary Finkelstein adalah ilmuwan politik, aktivis, dosen, dan penulis Amerika Serikat.

Bidang penelitian utamanya adalah konflik Israel–Palestina dan politik Holocaust karena termotivasi oleh pengalaman orang tuanya yang merupakan korban selamat Holocaust.

Ia lahir pada 8 Desember 1953, di Brooklyn, Kota New York, New York, Amerika.

Orang tuanya bernama Maryla Husyt Finkelstein dan Zacharias Finkelstein.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas