Kamp Jabalia Hancur Total, Tersisa Puing Bangunan oleh 20 Hari Serangan Masif Israel
Kamp Jabalia hanya menyisakan puing bangunan yang kerusakannya sangat masif setelah selama 20 hari diserang bom dan operasi militer Israel.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Kamp Jabalia yang selama ini jadi kantong pengungsian warga Palestina di Gaza Utara benar-benar hancur total oleh serangan mematikan Israel dari darat dan udara yang berlangsung terus-menerus selama 20 hari.
Kamp Jabalia hanya menyisakan puing bangunan yang kerusakannya sangat masif. Setelah kamp pengungsi ini hancur total, Israel menarik mundur pasukannya ke timur.
Serangan mematikan Israel ini menewaskan setidaknya 53 warga Gaza dan 357 orang terluka hanya dalam 24 jam terakhir berdasar laporan yang masuk, sebut Kementerian Kesehatan Gaza.
Sementara itu, pertempuran jalanan yang sengit dan pemboman Israel terus berlanjut di Rafah selatan.
Perang di medan terbuka tersebut menyebabkan ratusan ribu warga sipil terperangkap di zona perang dan tidak punya tempat untuk melarikan diri.
Seorang paramedis dari organisasi relawan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) menggambarkan bagaimana militer Israel menargetkan dan membunuh dua rekannya di Rafah.
Dia mengatakan petugas tanggap darurat menemukan salah satu ambulans mereka terbakar ketika mereka tiba di lokasi kejadian untuk membantu anggota PRCS Haitham Tubasi dan Suhail Hassouna, yang terbunuh.
“Saya dan rekan saya berusaha memadamkan api, namun kami menjadi sasaran utama penembakan pendudukan. Mengingat gawatnya situasi, kami terpaksa mundur dari daerah tersebut.”
Paramedis akhirnya berhasil menemukan jenazah rekannya yang hangus setelah beberapa jam.
Sejak serangan perang meletus pada 7 Oktober 2023, total 36.224 warga Palestina tewas dan 81.777 luka-luka.
Baca juga: Pasukan Israel Mundur dari Jabalia: Rafah Kartu Terakhir, IDF Kerahkan Para Jenderal Pembantai
Sementara, jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas pada tanggal tersebut setidaknya 1.139 orang, dengan puluhan orang masih ditawan di Gaza.
Situasi di Gaza 'lebih buruk dari sebelumnya'
Kepala Badan Bantuan Pemerintah AS mengatakan bencana kemanusiaan di Jalur Gaza merupakan yang terburuk sejak perang dimulai hampir delapan bulan lalu.
“Mitra kemanusiaan kami yang bekerja di Gaza memberi tahu kami bahwa kondisi saat ini lebih buruk dibandingkan sebelumnya. Operasi militer Israel dan penyeberangan tertutup membuat distribusi bantuan menjadi sangat sulit,” kata Samantha Power, administrator Badan Pembangunan Internasional AS.
Baca juga: Tentara Israel Bunuh Pasukannya Sendiri saat Hampir Jadi Sandera Brigade Al-Qassam di Rafah
Dia mengatakan serangan darat Israel yang ditentang secara luas di kota Rafah di selatan hanya memperburuk situasi.
“Konsekuensi bencana yang telah lama kita peringatkan kini menjadi kenyataan," sebutnya.