Rekor Gelombang Panas di India Pecah, Bandara New Delhi 'Chaos' karena Banyak Penumpang Pingsan
pihak maskapai meminta semua penumpang keluar dari pesawat setelah beberapa dari mereka yang naik ke pesawat mengalami pingsan karena suhu tinggi
Penulis: Bobby W
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Fenomena suhu gelombang panas di India bisa dikatakan tengah berada di periode terburuknya bagi warga.
Bahkan, suhu panas yang terus menggerus negeri Bollywood ini sempat memecahkan rekor terburuknya pada Rabu (29/5/2024), lalu.
Rekor buruk gelombang panas ini terjadi setelah kota New Delhi mencatatkan angka tertingginya tersebut, dengan suhu mencapai 52,3 derajat Celsius.
Angka suhu yang "membakar" ibu kota India dalam rentetan gelombang panas tersebut, belum pernah terjadi sebelumnya dalam catatan sejarah.
Pecahnya rekor suhu tertinggi di New Delhi pun tak pelak menimbulkan serangkaian efek negatif yang mengganggu aktivitas warga.
Hal ini bisa dilihat dalam penerbangan Air India pada hari Kamis (30/5/2024) kemarin di Bandara International Indira Gandhi, New Delhi.
Pada hari Kamis kemarin viral cuitan seorang penumpang pesawat Air India yang mengaku melihat beberapa orang pingsan di dalam pesawat tersebut
Hal ini terjadi karena maskapai tersebut terbang tanpa pendinginan AC di tengah suhu gelombang panas.
Kejadian ini pun kian diperparah karena sebelumnya penumpang juga harus kepanasan menunggu di bandara setelah penundaan lebih dari delapan jam.
Kabar tersebut dibenarkan Shweta Punj, seorang jurnalis, yang menaiki penerbangan No. AI 183 tersebut.
Ia mengaku penerbangan ditunda oleh pihak maskapai selama kurang lebih dari delapan jam, sebelum akhirnya para penumpang diminta naik pesawat dan duduk dalam penerbangan tanpa AC tersebut.
Baca juga: Rekor Gelombang Panas di India Pecah, Suhu di New Delhi Capai 52,3 Celsius
Penerbangan itu kemudian kembali tertunda lantaran pihak maskapai meminta semua penumpang kembali keluar dari pesawat setelah beberapa dari mereka yang naik ke pesawat mengalami pingsan karena suhu yang terlampau panas.
"Jika ada cerita privatisasi yang gagal, itu adalah Air India. Penerbangan AI 183 yang ditunda selama lebih dari delapan jam, kemudian penumpang diminta naik pesawat tanpa AC, dan kemudian diturunkan setelah beberapa orang pingsan di pesawat. Ini tidak manusiawi," kata Ms. Punj dalam posting di X
Pihak Air India sempat merespons cuitan yang viral di X tersebut.
"Yth. Ny. Punj, kami benar-benar menyesali gangguan tersebut. Harap yakinlah bahwa tim kami sedang aktif bekerja untuk menangani keterlambatan dan menghargai dukungan dan pengertian Anda yang berkelanjutan. Kami juga memberitahu tim kami untuk memberikan bantuan yang diperlukan kepada para penumpang." tulis Air India.
Penumpang lain, Abhishek Sharma, juga memohon kepada maskapai untuk tindakan cepat agar orangtuanya serta banyak orang tua lainnya yang terdampar di area keberangkatan untuk bisa segera pulang ke rumah.
"AI 183 terlambat lebih dari delapan jam. Orang-orang diminta naik pesawat dan duduk tanpa AC. Kemudian diturunkan dan tidak diizinkan masuk ke terminal karena imigrasi sudah dilakukan," kata Sharma dalam sebuah posting di X.
(Tribunnews.com/Bobby)