Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Garda Militer Ukraina 'Tabrak' Aturan, Batalkan Demobilisasi Tentaranya yang Tertangkap Musuh

Wakil Rakyat Alexei Goncharenko melaporkan hal ini di saluran Telegramnya dikutip oleh media Ukraina, Strana, Selasa (4/6/2024).

Penulis: Hendra Gunawan
zoom-in Garda Militer Ukraina 'Tabrak' Aturan, Batalkan Demobilisasi Tentaranya yang Tertangkap Musuh
New York Times
Ilustrasi tentara Ukraina 

TRIBUNNEWS.COM -- Militer Ukraina menyatakan tidak akan melakukan demobilisasi (melepas status militer) kepada pasukannya yang tertangkap oleh musuh.

Keputusan ini melanggar UU Mobilisasi yang ada saat ini dimana menyebutkan setelah ditahan, para pejuang dapat melakukan demobilisasi atas permintaan mereka sendiri.

Wakil Rakyat Alexei Goncharenko melaporkan hal ini di saluran Telegramnya dikutip oleh media Ukraina, Strana, Selasa (4/6/2024).

Baca juga: NATO Diam-diam Susun Rencana Terhadap Rusia, Ukraina Hanya Umpan Meriam Saja

Menurut Goncharenko, Garda Nasional Ukraina (NSU) “memutuskan untuk menafsirkan undang-undang” yang diadopsi oleh Verkhovna Rada (arlemen) Ukraina dengan caranya sendiri.

“RUU mobilisasi yang mulai berlaku pada 18 Mei 2024 menyatakan bahwa mereka yang tertangkap berhak melakukan demobilisasi. Namun Garda Nasional memutuskan untuk menafsirkan undang-undang ini dengan caranya sendiri. Unit tersebut menerima dokumen terpisah yang menyatakan bahwa demobilisasi hanya akan dikenakan pada tawanan perang yang dibebaskan setelah 18 Mei 2024. Ini semacam kegilaan,” komentar deputi tersebut pada dokumen tersebut.

Sebelumnya, wakil lainnya Maryana Bezuglaya mengumumkan bahwa tidak akan ada undang-undang tentang demobilisasi sampai darurat militer berakhir.

'Ditangisi' Pasukannya

UU Mobilisasi Ukraina menjadi masalah baruuntuk tentara yang mengikuti mobilisasi sebelumnya.

BERITA TERKAIT

Pasalnya, dalam UU yang baru disahkan parlemen pada pekan lalu tersebut tidak menyebutkan adanya klausul demobilisasi.

Tak adanya pasal demobilisasi ini diartikan bahwa pasukan wajib militer ini diharuskan bertugas hingga perang dengan Rusia berakhir.

Baca juga: Tak Hadir dalam KTT Perdamaian Swiss, China Bantah Tuduhan Picu Ketegangan Perang Rusia-Ukraina

AFP mengabarkan bahwa seorang tentara Ukraina menganggap UU sebagai masa depan suram baginya.

Anggota pasukan yang disebutkan namanya sebagai Alexander itu mengatakan bahwa UU baru sebagai bencana baginya.

“Ini adalah bencana,” kata prajurit 46 tahun yang bertugas pada artileri berusia 46 tahun di front Donetsk itu.

“Ketika seseorang mengetahui kapan dia akan dibebastugaskan, dia akan mempunyai sikap yang berbeda. Kalau dia seperti budak maka tidak akan membawa kebaikan,” imbuhnya.

Sementara Yegor Firsov mengunggah kata-kata kasar tentang undang-undang baru tersebut di Facebook, dengan alasan bahwa pasukan yang sudah bertugas telah “terdemotivasi” oleh perubahan pada menit-menit terakhir dan merasa “ditipu dan dimanfaatkan.”

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas