Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Keras Kepala, Tak Mau Penuhi Tuntutan AS-Mesir, Negosiasi Pembukaan Perbatasan Rafah Gagal

Para pejabat mengaitkan kegagalan negosiasi dengan penolakan Israel untuk mengizinkan peran Otoritas Palestina dalam mengoperasikan penyeberangan itu

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Israel Keras Kepala, Tak Mau Penuhi Tuntutan AS-Mesir, Negosiasi Pembukaan Perbatasan Rafah Gagal
khaberni/HO
Deretan truk pembawa bantuan terhenti di sisi Mesir pada Perbatasan Rafah. Mesir menutup perbatasan negaranya dengan Gaza tersebut karena kendali sisi Palestina direbut secara penuh oleh Israel. 

Tindakan ini memutuskan hubungan geografis Gaza dengan Mesir, sehingga memungkinkan pemerintahan Tel Aviv menghalangi atau membatasi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Wilayah ini telah mengalami krisis kemanusiaan besar akibat serangan yang terus berlanjut sejak 7 Oktober 2023.

Yang paling terkena dampak dari perkembangan ini adalah 2,3 juta warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza di mana masyarakatnya sudah menderita kekurangan makanan, air, dan obat-obatan yang parah akibat pembatasan yang dilakukan Israel, yang melanggar hukum internasional dan hukum perang.

Menurut pernyataan dari Kantor Media pemerintah Gaza, 2,3 juta warga Palestina, termasuk 2 juta orang yang telah berulang kali mengungsi dan bergantung pada bantuan harian, membutuhkan lebih dari 7 juta makanan per hari karena kebijakan “kelaparan” Israel.

Selain itu, bahan bakar, obat-obatan, dan kebutuhan vital lainnya harus dikirim ke wilayah tersebut untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi.

Namun, pembatasan ketat Israel terhadap masuknya bantuan dan penutupan penyeberangan perbatasan memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah kantong Palestina yang terkepung.

Penyeberangan Perbatasan Rafah Direbut

Pada tanggal 7 Mei, tentara Israel melancarkan serangan darat ke Rafah di Gaza selatan, tempat pengungsi Palestina berlindung.

BERITA REKOMENDASI

Tentara IDF merebut sisi Palestina dari Penyeberangan Perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir, dan menutup penyeberangan tersebut.

Situasi ini membuat pengiriman bantuan melalui Rafah tidak mungkin dilakukan atau mengevakuasi orang-orang terluka yang membutuhkan perawatan di luar Gaza.

Mesir menyatakan bahwa mereka tidak akan menerima "kebijakan fait accompli" Israel dan penerapannya di Penyeberangan Perbatasan Rafah, dan menolak untuk berkoordinasi dengan Israel.

Kairo menyalahkan Tel Aviv atas penutupan perbatasan dan potensi konsekuensi yang akan semakin meningkatkan krisis di Gaza.

Truk bantuan berisi perbekalan untuk Gaza mengantri di Kota Al-Arish setelah perbatasan ditutup, pada 8 Mei 2024 di Arish, Mesir.
Truk bantuan berisi perbekalan untuk Gaza mengantri di Kota Al-Arish setelah perbatasan ditutup, pada 8 Mei 2024 di Arish, Mesir. (Tangkap Layar/Foto oleh Ali Moustafa/Getty Image)

Truk Bantuan Terbatas Memasuki Gaza

Selama panggilan telepon pada tanggal 24 Mei, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Presiden Amerika Joe Biden setuju untuk sementara waktu mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui penyeberangan perbatasan Karem Abu Salem, yang juga dikenal di Israel sebagai Kerem Shalom.

Namun, sejak 24 Mei, hanya sejumlah kecil truk bantuan yang dapat memasuki Gaza melalui Penyeberangan Perbatasan Kerem Abu Salem karena pembatasan ketat yang dilakukan Israel.

Perlintasan Perbatasan Kerem Abu Salem telah ditutup untuk masuknya bantuan ke Gaza sejak 5 Mei.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas