Lokasi Pesawat MH370 Diduga Ditemukan, Ahli Sebut Berada di Pegunungan Kamboja
Seorang kakak beradik bernama Ian dan Jackie Wilson mengklaim bahwa pesawat Malaysian Airlines MH370 berada di pegunungan Kamboja.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Ian begitu yakin sisa-sisa pesawat itu tersebar jauh di dalam hutan di Kamboja sehingga dia bahkan bepergian ke luar sana bersama saudaranya, Jackie untuk mencari jawaban.
Namun mereka terpaksa menghentikan perburuan puing yang hampir fatal setelah berjuang melawan kondisi yang keras empat mil di utara puncak Phnom Aoral.
Update Pencarian MH370
Pejabat pemerintah di Malaysia mengatakan pada Maret lalu bahwa mereka terbuka untuk melanjutkan pencarian MH370 setelah sebuah perusahaan swasta mendekati mereka tentang potensi bukti baru yang menunjukkan lokasi Boeing 777.
"Posisi Pemerintah Malaysia konsisten," kata para pejabat dalam sebuah pernyataan, dikutip dari ABC News.
"Kami akan melakukan operasi pencarian lebih lanjut ketika informasi baru dan bukti yang kredibel sudah didapat," lanjutnya.
Kementerian Transportasi Malaysia mengatakan pihaknya telah didekati oleh Ocean Infinity, sebuah perusahaan yang berbasis di Texas, Amerika Serikat untuk membuka kembali pencarian.
Baca juga: Malaysia akan Buru Jocelyn Chia Lewat Interpol, Buntut Lelucon Tragedi MH370
Belum jelas informasi baru apa yang dimiliki Ocean Infinity tentang pesawat yang hilang tersebut.
"Kementerian Perhubungan siap mengundang Ocean Infinity ke Malaysia untuk membahas usulan proposal tanpa denda dan tanpa biaya," tulis Kementerian Transportasi.
"Kami menunggu Ocean Infinity memberikan tanggal yang sesuai, dan saya akan menemui mereka kapan saja mereka siap datang ke Malaysia," lanjutnya.
Ocean Infinity tidak mau berkomentar secara spesifik mengenai informasi baru tersebut.
Namun CEO Ocean Infinity mengonfirmasi bahwa mereka telah mengajukan proposal kepada pemerintah Malaysia dan mengatakan mereka "berharap dapat segera kembali melakukan pencarian".
"Menemukan MH370 dan memberikan solusi bagi semua yang terkait dengan hilangnya pesawat tersebut telah menjadi pikiran kami sejak kami meninggalkan wilayah selatan Samudera Hindia pada tahun 2018," kata CEO Oliver Plunkett.
"Sejak saat itu, kami fokus untuk mendorong transformasi operasi di laut; berinovasi dengan teknologi dan robotika untuk lebih meningkatkan kemampuan pencarian laut kami," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Whiesa)