Media Tersohor Israel Akui Drone Hizbullah Makin Jempolan, Tambah Susah Dideteksi IDF
Serangan drone milik Hizbullah makin susah dideteksi oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM – Media terkenal Israel bernama Yedioth Ahronoth mengakui bahwa drone atau pesawat tanpa awak milik Hizbullah makin susah dideteksi oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Menurut media Zionis itu, Hizbullah sudah mempelajari cara menyembunyikan drone miliknya dari tentara Israel dengan menggunakan beberapa kanal dan terbang pada ketinggian rendah.
Pada hari Rabu, (5/6/20240, Hizbullah menyerang Kota Hurfeish di Israel utara sebagai balasan atas serangan IDF di Lebanon selatan.
Hizbullah sudah mengonfirmasi bahwa pihaknya berada di balik serangan yang menggunakan itu.
Drone tersebut sukses menerobos masuk ke dalam wilayah Israel tanpa diketahui dan melukai 12 orang.
Menurut Yedioth Ahronoth, Hizbullah memandang dirinya menang dalam perang psikologis melawan Israel setelah Israel utara terbakar akibat serangannya.
Kelompok itu kebanyakan menggunakan drone dengan roket berat jarak dekat yang ditembakkan ke target militer yang tidak terlindungi.
Drone tersebut memberi Hizbullah informasi visual intelijen yang sangat penting sehingga kelompok itu bisa mendeteksi fasilitas militer Israel.
Pemimpin Hizbullah yang bernama Hassan Nasrallah biasanya menggunakan drone itu untuk membalas serangan Israel terhadap agen Hizbullah.
Yedioth Ahronoth menyebut Israel perlu melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab tidak adanya sirine peringatan saat Hizbullah menyerang.
Israel dan Hizbullah sudah terlibat konflik selama bertahun-tahun. Kelompok asal Lebanon itu kini sudah mengetahu cara menghindari upaya pendeteksian oleh Israel.
Baca juga: Ampuh, Rudal Hizbullah Bikin Jet Tempur Israel Kabur Serentak dari Lebanon, Metula Terbakar
Ketinggian drone yang rendah juga membantu pesawat itu dalam menyembunyikan diri.
Adapun respons IDF setelah serangan Hizbullah itu barangkali mencakup serangan yang lebih banyak terhadap target di Lebanon selatan.
Komando Utara Israel juga diharuskan untuk membuat kesimpulan perihal kesiapan pasukannya untuk dikerahkan di sepanjang perbatasan utara.
IDF disiapkan untuk mempertahankan area utara atau melancarkan serangan ke wilayah Lebanon jika ada perintha dari pejabat politik.
Meski enggan mengobarkan perang besar melawan Hizbullah, IDF dikabarkan siap masuk ke wilayah Lebanon hanya dalam waktu beberapa jam jika memang diharuskan.
Israel disebut lebih memilih menghindari konfrontasi militer sepanjang mash ada peluang untuk mencapai kesepakatan diplomatik dengan Hizbullah.
Namun, Kepala Komando Utara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Mayjen Ori Gordin menyebut pihaknya tengah menyiapkan serangan berskala besar terhadap Hizbullah.
Akan tetapi, serangan itu baru akan dimulai jika perang di Jalur Gaza sudah rampung.
“Kita bersiap dan sudah siap. Ketika diperintahkan, musuh akan menghadapi tentara yang kuat dan siap,” kata Gordin pada hari Kamis.
Dia mengatakan tentaranya pekan lalu sudah menyelesaikan persiapan untuk melakukan serangan.
Bahkan, dia yakin akan kemampuan tentaranya untuk dalam misi apa pun untuk melawan Hizbullah yang didukung Iran itu.
Baca juga: Hizbullah Rilis Video Peluncuran Rudal ke Ramot Naftali Israel, Klaim Sukses Kenai Iron Dome
Jet tempur Israel mundur serentak
Rudal sistem pertahanan Hizbullah dilaporkan berhasil membuat jet-jet tempur Israel kabur dari langit Lebanon pada hari Kamis, (6/6/2024).
Kala itu Hizbullah mengaku meluncurkan rudal antipesawat ke arah jet tempur Israel yang berusaha menyerang langit Lebanon dan “menakuti anak-anak” dengan suara kerasnya.
“Memaksa jet-jet itu untuk mundur di luar perbatasan Lebanon,” kata Hizbullah di media perpesanan Telegram.
Sebelumnya, Hizbullah juga mengumumkan pihaknya telah melancarkan empat serangan ke arah posisi tentara Israel dan sekumpulan tentara Israel yang berada di perbatasan selatan Lebanon.
“Menargetkan peralatan pengintaian di pangkalan militer Al-Raheb dan Metula dengan senjata yang cocok, dan markas Brigade Ke-91 di barak Branit dan tentara Israel di sekitarnya dengan roket Falaq-1, dan pos militer Ramtham,” ujar Hizbullah.
Dalam pernyataannya di Telegram, kelompok asal Lebanon itu mengklaim serangan mereka mengenai target secara langsung.
Sementara itu, Yedioth Ahronoth berujar bahwa telah terjadi kebakaran di Metula akibat serangan rudal antitank dari Lebanon selatan.
Media itu mengklaim tidak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut.
(Tribunnews/Febri)